Hidayatullah.com– China, hari Selasa (30/5/2023), meluncurkan kru baru terdiri dari tiga awak untuk stasiun luar angkasanya yang mengorbit, dengan harapan akan dapat mendaratkan astronot-astronotnya di bulan sebelum tahun 2030.
Pesawat luar angkasa Shenzhou 16 lepas landas dari pusat peluncuran Jiuquan di tepian Gurun Gobi di bagian barat laut China dengan menumpang roket Long March 2-F hari Selasa tidak lama setelah pukul 9:30 pagi waktu setempat, lapor Associated Press.
Kru itu, salah satu anggotanya merupakan astronot sipil pertama China, akan bertemu sejenak dengan tiga anggota kru yang sekarang berada di stasiun luar angkasa Tiangong, yang akan kembali ke Bumi setelah misi enam bulan mereka selesai.
Sebuah modul ketiga ditambahkan ke Tiangong pada November 2022, dan pada hari Senin para petinggi program antariksa mengatakan stasiun itu akan diperluas lagi, seiring dengan peluncuran misi berawak ke Bulan sebelum 2030.
China membangun sendiri stasiun luar angkasa miliknya setelah disisihkan dari International Space Station, utamanya disebabkan kekhawatiran Amerika Serikat perihal ikatan erat program antariksa China dengan People’s Liberation Army, sayap militer dari partai penguasa saat ini Partai Komunis China.
Misi antariksa berawak China pada 2003 menjadikannya negara ketiga di dunia setelah bekas Uni Soviet dan Amerika Serikat yang berhasil menempatkan orang di luar angkasa dengan kemampuan negara mereka sendiri.
Dalam misi terbaru ini ahli muatan Gui Haichao, seorang profesor di institut riset antariksa China, akan tinggal di Tiangong bersama komandan misi Mayjen Jing Haipeng, yang sebelumnya sudah tiga kali terbang ke luar angkasa, dan engineer pesawat antariksa Zhu Yangzhu.
Kru itu akan berada di Tiangong selama sekitar lima bulan, guna melakukan eksperimen-eksperimen ilmiah dan perawatan rutin.
Sementara itu, Amerika Serikat berencana akan mendaratkan lagi astronot-astronotnya di Bulan pada akhir 2025, dibantu oleh pihak swasta seperti SpaceX dan Blue Origin.
Selain program ke Bulan, China dan Amerika Serikat secara terpisah sudah mendaratkan rover (alat penjelajah) mereka di planet Mars. China juga berencana mengikuti jejak ambisi AS untuk mendaratkan pesawat luar angkasa di sebuah asteroid.*