Hidayatullah.com—Simpang siur informasi mengenai motif pembunuhan serta perilaku korban mutilasi Redho Tri Agustian mulai terungkap. Fakta baru dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengungkap aktivitas mahasiswa Fakultas Hukum UMY asal Pangkalpinang kemungkinan dibunuh terkait dengan motif penelitian LGBT yang ia lakukan.
Wakil Rektor V Bidang Kerjasama dan Internasional UMY, Prof. Dr. Achmad Nurmandi, M.Sc, mengungkapkan Redho Tri Agustian adalah mahasiswa UMY penerima Dana Hibah Penelitian Mahasiswa, program dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek Republik Indonesia Tahun 2023.
Redho Tri Agustian mengajukan topik penelitian mengenai perilaku menyimpang kaum gay (LGBT). Penelitian itu mengharuskan korban mengumpulkan data primer dengan berinteraksi dan memasuki kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan kelompok LGBT.
Informasi yang didapat Prof. Achmad Nurmandi bahwa Almarhum Redho Tri Agustian mencoba memasuki kelompok atau Individu yang terlibat LGBT melalui media sosial Facebook.
“Dari fakta-fakta tersebut bisa diyakini bahwa isu-isu miring mengenai Almarhum saat ini bisa dikatakan tidak benar,” tegas salah satu Pimpinan di Majelis Dikti dan Litbang PP Muhammadiyah.
Kuasa hukum keluarga Redho Tri Agustian, Dr. King Faisal Sulaiman, S.H., LLM, mengungkapkan korban dalam kesehariannya berperilaku sangat normal. Hal ini sekaligus meluruskan kabar yang berkembang bahwa Redho sebelum meninggal melakukan “aktivitas tak wajar” bersama kedua pelaku yakni Waliyin dan RD yang membuat dirinya jadi korban mutilasi.
Guru Pramuka Redho di SMA, Suwartono (53) menjelaskan, mantan siswa SMAN 4 Pangkalpinang ini dikenal sebagai pemuda yang aktif di banyak kegiatan, termasuk keagamaan.
Baik di sekolah maupun di lingkungan rumah. Redho juga dikenal sebagai penggerak keaktifan remaja masjid serta rutin mengikuti pengajian.
“Almarhum Redho merupakan remaja Masjid Assa’adah Gabek, Pangkalpinang. (Rutin ikut) kegiatan remaja masjid, misal pesantren kilat Ramadhan, kegiatan hari besar keagamaan, termasuk pengajian,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Presiden Mahasiswa Universitas Muhamadiyah Yogyakarta (UMY) Muhammad Adam yang membantah spekulasi bahwa pria kelahiran Ketapang, Kecamatan Pangkal Balam, Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung ini merupakan bagian dari kelompok LGBT.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Menurutnya hal ini tidak sesuai dengan kenyataan bahwa korban sehari-hari berperilaku sangat normal. “Dan apa yang kita lihat dari aktivitas dia sehari-hari sama sekali tidak terlihat (kelompok LGBT),” ujar Adam.
Sebagaimana diketahui, mahasiswa angkatan 2021 yang menjabat sebagai Menteri Pemberdayaan Desa di BEM KM UMY menjadi korban mutilasi setelah dilaporkan hilang sejak Selasa (11/7/2023). Jenazah korban ditemukan di lingkungan Turin Sleman pada Rabu (12/7/2023).*