Hidayatullah.com– Seorang wanita warga Michigan, Amerika Serikat, mencetak rekor janggut terpanjang setelah meninggalkan kebiasaannya bercukur tiga kali sehari, menurut Guinness World Records.
Erin Honeycutt, 38, dapat menumbuhkan rambut di bawah dagu sepanjang 11.8in (30cm) karena dia mengalami polycystic ovarian syndrome, kata panitia dari Guinness dalam rilis pers hari Rabu seperti dilansir The Guardian Jumat (11/8/2023).
Kondisi tersebut menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan mengakibatkan – satu di antaranya – pertumbuhan rambut di bagian wajah yang berlebihan.
Dalam kasus Honeycutt, ketidaknormalan itu memungkinkannya meraih gelar wanita hidup dengan jenggot terpanjang di dunia tanpa melakukan terapi hormon atau menggunakan suplemen apapun.
Bercukur, waxing dan menggunakan beragam produk perontok rambut menjadi kebiasaan sehari-hari bagi Honeycutt untuk mengatasi bulu-bulu di wajah yang mulai tumbuh ketika memasuki usia 13 tahun.
“Saya mungkin bercukur setidaknya tiga kali sehari,” katanya kepada Guiness, yang dikenal memiliki database lebih dari 40.000 rekor dunia.
Honeycutt mempertahankan rutinitas itu sepanjang masa remajanya dan dewasa. Namun, beberapa tahun terakhir dia mulai merasa bosan dan lelah bercukur sehingga membiarkan janggutnya tumbuh panjang, kata Jen, wanita pasangan sesama jenisnya.
Honeycutt merebut rekor pada 8 Februari 2023, di Caro, Michigan, mengambil gelar itu dari Vivian Wheeler seorang wanita berusia 75 tahun, menurut situs web Guinness. Janggut Wheeler memiliki panjang 10,04 inci (25,5 cm) ketika diperiksa.
Polycystic ovarian syndrome membuat Honeycutt mengalami sejumlah gangguan fisik lain. Dia terpaksa mengamputasi bagian bawah salah satu kakinya setelah dia mengalami infeksi bakteri selama tinggal di rumah sakit untuk mengobati cedera kaki. Kaki Honeycutt mengalami septik dan gangren ketika dia memutuskan untuk mengamputasi setengah dari anggota tubuhnya sekitar lima tahun yang lalu, kata Guinness. Dia dilaporkan memberi tahu dokternya bahwa dia akan berusaha tegar menghadapinya dan melanjutkan hidupnya.
Dia juga mengalami stroke di bagian mata yang dipicu oleh tekanan darah tinggi. Honeyctutt menceritakan bagaimana episode itu merampas penglihatan utamanya.
“Tapi saya memiliki penglihatan tepi yang sempurna,” kata Honeycutt dalam artikel yang dipublikasikan oleh situs Guinness.
Honeycutt mengatakan dia berusaha mengatasi perasaan negatif tentang masalah medisnya dengan selalu berpikir positif selama menjalani cobaan hidupnya itu.
Dia mengklaim bahwa para dokter benar ketika mengatakan kepadanya bahwa dia akan sembuh 3% lebih cepat jika dia terus berpikir positif.
Kehilangan penglihatan secara khusus menjadi faktor dalam keputusannya untuk berhenti bercukur, tambah Honeycutt.
Dia kemudian penasaran untuk mengetahui apakah janggut akan membuat penampilan fisiknya lebih “layak”.
Honeycutt menerima dukungan dari pasangan lesbiannya untuk memanjangkan rambut di bawah dagu selama pandemi Covid-19. Kewajiban menggunakan masker di tempat umum ikut membantu dirinya membangun kepercayaan diri untuk terus memelihara janggutnya.
Honeycutt mengatakan bahwa hidup dengan janggut panjang memiliki berkah tersendiri, yaitu dapat menyembunyikan lemak di bawah rahang. Namun, pada saat yang sama “macam-macam” tersangkut pada janggutnya.
Pada akhirnya, sekarang dia dianugerahi gelar untuk sesuatu yang dulu baginya sangat memalukan.
“Saya tidak pernah berpikir bahwa saya akan dapat mencapai atau mencapai tujuan yang akan membuat nama saya tercantum di dalam sebuah buku,” kata Honeycutt. “Menyenangkan bisa memperoleh suatu pengakuan,” imbuhnya.