Hidayatullah.com– Dinas intelijen domestik Amerika Serikat FBI memperingatkan sedikitnya tiga tokoh Sikh aktif perihal ancaman pembunuhan terhadap mereka, menyusul pembunuhan Hardeep Singh Nijjar, seorang pemuka komunitas Sikh di Kanada, bulan Juni lalu, lansir The Guardian Selasa (26/9/2023).
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau belum lama ini mengatakan bahwa hasil penelusuran oleh intelijen menunjukkan adanya keterlibatan pemerintah India dalam pembunuhan Nijjar.
Pritpal Singh, seorang warga AS berusia 69 yang bertindak sebagai koordinator American Sikh Caucus Committee, mengkonfirmasi kepada The Guardian bahwa dia dan dua rekan lainnya dipanggil oleh FBI hanya beberapa hari setelah pembunuhan Hardeep Singh Nijjar, warga negara Kanada yang disergap pada 18 Juni di luar sebuah kuil Sikh di Surrey, British Columbia, Kanada. Beberapa hari kemudian, FBI menyodorkan instruksi keselamatan yang lebih spesifik kepada Singh.
FBI juga memperingatkan Amarjit Singh, warga AS berusia 70 tahun yang bekerja sebagai jurnalis dan komentator di New York. Dia mengaku pertama kali mendapatkan peringatan bahaya pada 22 Juni.
Singh mengatakan kepada The Guardian bahwa dia dihubungi oleh FBI sepulangnya dia dari mengikuti aksi protes terhadap PM Narendra Modi di Washington DC, selama kunjungan kenegaraan di mana Presiden AS Joe Biden memuji hubungan AS-India yang disebutnya semakin dekat dan semakin kuat.
Amarjit Singh mengatakan panggilan awal dari FBI ditindaklanjuti beberapa pekan kemudian dengan pertemuan tatap muka yang lebih lama, dan pada saat itu dia mengatakan sudah jelas bahwa pihak berwenang AS memperingatkan kemungkinan pembunuhan dirinya oleh orang-orang suruhan pemerintah India.
“Mereka (FBI, red) bilang jangan bepergian, jaga keselamatan diri Anda sendiri,” kata Amarjit Singh, yang akhirnya memutuskan untuk mempublikasikan kisahnya setelah PM Trudeau mengungkapkan dugaan Kanada tentang keterlibatan pemerintah India dalam pembunuhan Nijjar.
Sementara itu, hari Senin (25/9/2023) muncul informasi lebih lanjut perihal pembunuhan Nijjar. Mengutip rekaman video kamera pengawas yang menangkap aksi pembunuhan Nijjar, Washington Post melaporkan bahwa sedikitnya enam orang pria dan dua kendaraan terlibat dalam pembunuhan tersebut. Dari rekaman CCTV tampak jelas pembunuhan dilakukan dengan sangat terencana dan terorganisir. Para pelaku pembunuh melepaskan sekitar 50 peluru, yang 34 di antaranya mengenai tubuh Nijjar.
Nijjar, yang berusia 45 tahun, adalah pemimpin gerakan Khalistan di Kanada, yang menyerukan pembentukan negara Sikh yang merdeka di wilayah Punjab di India. Punjab merupakan negara bagian di India di mana banyak orang Sikh tinggal dan kuil suci utama penganut Sikh berada.
Moninder Singh, seorang jubir British Columbia Gurdwaras Council, merupakan satu dari lima orang – termasuk Nijjar – yang mendapatkan peringatan dari pihak berwenang Kanada pada tahun 2022 bahwa mereka dalam bahaya.
“Kami tidak pernah diberitahu apa risikonya atau dari mana datangnya bahaya itu. Namun, kami menduga itu India, disebabkan aktivitas dan kelantangan kami,” kata Moninder Singh. “Kami mengira mereka akan menyerang kami di media, atau melakukan pembunuhan karakter, jadi [pembunuhan] ini mengejutkan.”
Meskipun dia diminta meninggalkan rumahnya untuk melindungi keluarganya, Moninder Singh mengatakan tidak satupun dari mereka diberikan perlindungan khusus oleh aparat Kanada.
Beberapa pekan kemudian, Singh diberitahu bahwa ancaman terhadap dirinya telah hilang, tetapi ancaman terhadap Nijjar – teman karib dan mentornya – tetap ada.*
Yuk bergabung dengan dakwa media melalui BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH)