Hidayatullah.com– Seorang wanita Uyghur yang merupakan profesor pakar kebudayaan Uyghur yang menghilang enam tahun lalu dikabarkan telah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh otoritas China dengan alasan “membahayakan negara”.
Rahile Dawut, 57, pakar dalam kajian cerita rakyat dan tradisi Uyghur dan dianggap ahli di bidangnya, kalah dalam pengadilan tingkat banding setelah divonis bersalah pada tahun 2018 dalam dakwaan mempromosikan “pemisahan”, menurut organisasi peduli hak asasi manusia berbasis di Amerika Serikat Dui Hua Foundation, lapor The Guardian Ahad (24/9/2023).
Kelompok ini telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk berusaha menemukan Dawut. Dalam sebuah pernyataan, mereka mengatakan telah menerima informasi dari seorang pejabat China dan sedang mencari informasi lebih lanjut tentang Dawut dari pemerintah, termasuk di mana dia berada, bagaimana kondisi kesehatannya dan haknya untuk berhubungan dengan anggota keluarga.
John Kamm, direktur eksekutif Dui Hua, berkata, “Hukuman penjara seumur hidup yang dijatuhkan atas Prof Rahile Dawut adalah sebuah tragedi yang kejam, kerugian besar bagi masyarakat Uyghur, dan bagi semua orang yang menjunjung tinggi kebebasan akademis. Saya menyerukan agar dia segera dibebaskan dan dikembalikan dengan selamat ke keluarganya.”
Dawut diyakini termasuk di antara lebih dari 300 intelektual Uyghur yang diketahui telah ditahan, ditangkap, dan dipenjarakan sejak 2016. Diperkirakan 1,5 juta orang Uyghur ditahan di kamp “pendidikan ulang” yang didirikan oleh rezim Beijing.
Selain hukuman penjara seumur hidup, Dawut akan dicabut hak-hak politiknya seumur hidup, kata Dui Hua.
Akeda Pulati, putri Dawut, dalam pernyataan yang disampaikan melalui Dui Hua menyeru kepada pemerintah China agar membebaskan ibunya.
“Saya mengkhawatirkan ibu saya setiap hari. Membayangkan ibu saya yang tidak bersalah harus menghabiskan hidupnya di penjara telah mendatangkan rasa sakit yang tak tertahankan bagi saya. China, tunjukkan belas kasihanmu dan lepaskan ibu saya yang tidak bersalah,” katanya Akeda Pulati.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Saat ditangkap pada Desember 2017, Dawut sedang mengajar di Xinjiang University College of Humanities, di mana dia juga mendirikan Ethnic Minorities Research Centre pada 2007.
Banyak institusi akademis yang pernah berhubungan dengan Dawut melalui karyanya, termasuk universitas-universitas Harvard, Cornell, British Columbia, Pennsylvania, Washington, Indiana dan Cambridge, bergabung untuk menyerukan pembebasan Dawut.*
Yuk bergabung dengan dakwa media melalui BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH)