Hidayatullah.com—Menteri Keuangan ‘Israel’, Bezalel Smotrich hari Ahad lalu mengakui bahwa pemerintah penjajah bertanggung jawab atas serangan yang menyebabkan masuknya pejuang Al-Qassam ke wilayah ‘Israel’. Hal itu termasuk dampak dari peristiwa yang membuat pejuang kemerdekaan Palestina berhasil menyerang warga negara ilegal tersebut.
“Sejujurnya kami harus mengakui dengan sedih – kami, pemimpin nasional dan pasukan keamanan, telah gagal menjamin keselamatan rakyat kami,” kata Smotrich dalam konferensi pers yang dikutip NDTV.
Smotrich adalah salah satu sekutu Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu di pemerintahannya. “Kami gagal menerapkan kontrak tidak tertulis yang paling penting antara masyarakat dan negara. Kontrak yang tadinya disegel dengan darah dan kini berlumuran darah,” ujarnya.
Pada tanggal 7 Oktober, kelompok pembebasan kemerdekaan Palestina melancarkan “Operasi Taufan Al-Aqsha”, sebuah serangan mendadak terhadap ‘Israel’ sebagai tanggapan terhadap penodaan berkelanjutan rezim Zionis terhadap Masjid Al-Aqsha dan kekerasan pemukim ilegal (haram) terhadap perempuan dan warga Palestina di Tepi Barat.
Gaza kini berada di ambang krisis kemanusiaan terparah setelah rezim Zionis menerapkan blokade total dengan memblokir pasokan air, listrik, pangan, bahan bakar, dan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Gaza.
Militer ‘Israel’ kemudian melancarkan operasi pembalasan terhadap sasaran Hamas di Jalur Gaza. Lebih dari 1.400 ‘Israel’ tewas, dan 200 orang ditawan milisi pejuang kemerdekaan.
Hingga tulisan ini dibuat, gerbang perbatasan Rafah belum dibuka dan Gaza terus menghadapi krisis kemanusiaan, pemboman dan serangan udara yang dilakukan rezim Zionis tanpa ada tempat yang aman bagi rakyat Palestina*