Hidayatullah.com– Italia akan keluar dari mega proyek infrastruktur besutan China Belt and Road Initiative (BRI), kata pemerintah di Roma.
Pemerintah Italia pimpinan Perdana Menteri Giorgia Meloni sudah memberitahukan Beijing bahwa pihaknya akan menghentikan partisipasinya dalam BRI pada akhir tahun ini, lansir BBC Rabu (5/12/2023).
Italia merupakan satu-satunya negara maju di Barat yang menandatangani kesepakatan BRI, proyek infrastruktur dan perdagangan paling ambisius China, pada tahun 2019.
Keputusan Italia untuk bergabung dengan BRI kala itu diprotes oleh Amerika Serikat dan negara-negara Barat lain.
Diluncurkan oleh Presiden Xi Jinping pada tahun 2013, BRI menargetkan investasi $1 triliun di Asia dan Eropa. Proyek itu mencakup antara lain pembuatan jalur baru dan perbaikan jalur lama kereta dan pelabuhan untuk menghubungkan dan membentuk jalur perdagangan China dengan Eropa dan Asia.
Namun, sejak awal BRI mendapatkan kritikan dari Amerika Serikat yang menyebutnya sebagai “perangkap utang” yang ditebar Beijing untuk membuat negara lain menjadi bergantung kepada China.
Italia merupakan negara Uni Eropa terbesar di kawasan timur dan selatan di benua itu yang menyatakan bergabung dengan BRI.
Keanggotaan Italia di BRI akan diperbarui secara otomatis pada bulan Maret tahun depan kecuali ada pemberitahuan dari Italia kepada China perihal penarikan mundur negaranya pada akhir tahun ini.
PM Meloni sebelumnya mengatakan bahwa keputusan pendahulunya untuk menandatangani kesepakatan BRI merupakan suatu kesalahan serius, dan dia bertekad untuk mengeluarkan Italia dari inisiatif tersebut.
Meskipun demikian Meloni menegaskan bahwa Italia tetap ingin menjalin hubungan baik dengan China.
Hanya sedikit dari investasi bernilai 20 miliar euro di Italia yang dijanjikan oleh Xi Jinping pada 2019 sudah diwujudkan.
Ekspor Italia ke China bernilai 16,4 miliar euro pada tahun lalu, bandingkan dengan 13 miliar euro pada tahun 2019.
Sebaliknya, ekspor China ke Italia naik menjadi 57,5 miliar dari sebelumnya 31,7 miliar pada periode yang sama.
Volume perdagangan China dengan dua anggota Uni Eropa Prancis dan Jerman jauh lebih besar dibandingkan Italia meskipun keduanya bukan anggota BRI.
Keputusan Italia itu diumumkan PM Meloni menjelang pertemuan tingkat tinggi antara Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen dengan Presiden Xi Jinping yang akan digelar pada hari Kamis. Von der Leyen diperkirakan akan menekan China untuk mengurangi ekspor barang murahan serta panel surya dan mobil listrik ke Uni Eropa.*