Hidayatullah.com—Delapan puluh dokter senior yang bertugas di daerah tertinggal dekat ibu kota Paris mengajukan pengunduran diri, karena kondisi tempat bekerjanya buruk.
Para dokter itu, yang ditugaskan di Seine Saint-Denis, salah satu wilayah departemen di Prancis yang paling miskin, dalam konferensi pers mengatakan bahwa mereka tidak dapat merawat pasien secara layak dan tidak ada jumlah perawat dan staf pendukung yang memadai.
“Bagaimana Anda menjustifikasi seorang perawat –yang melewati pendidikan sekurangnya tiga tahun, yang tetap bekerja di ahir pekan dan di jam-jam sulit, berurusan dengan begitu banyak kesakitan dan penderitaan – hanya digaji sedikit di atas upah minimum?” tanya Dr. Yacine Tandjaoui-Lambiotte, yang bekerja di unit gawat darurat di Rumah Sakit Avicenne di Bogbiny, Sein Saint-Denis. “Bahkan di Polandia dan Slovakia, mereka (tenaga medis, red) digaji lebih dari itu,” imbuhnya. “Rumah-rumah sakit umum perlu suntikan dana, uang yang banyak,” tegasnya.
Dr. Noel Pommepuy, psikiater anak di rumah sakit jiwa terbesar kedua di Prancis, Ville Avrard, mengatakan bahwa ada kasus-kasus di mana pasien terpaksa ditempatkan dalam ruang isolasi hanya karena rumah sakit kekurangan perawat. “Sungguh sangat tercela,” ujarnya, seperti dikutip RFI Jumat (7/2/2020).
“Kami kelelahan secara fisik maupun psikis, kami merasa seperti menjalankan tugas dengan buruk dan tergesa-gesa,” imbuh seorang dokter lain.
Menteri Kesehatan Agnez Buzyn mengatakan akan bertemu dengan perwakilan para dokter pertengahan bulan Maret, guna mengetahui apa saja kebijakan yang perlu diambil.
Namun, para dokter justru menuntut untuk bertemu dengan Perdana Menteri Édouard Philippe atau Presiden Emmanuel Macron.*