Hidayatullah.com—Dalam kiprahnya selama 111 tahun, Muhammadiyah telah tersebar di 35 Provinsi di Indonesia dan memiliki cabang di 30 negara. Keberadaan ini menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah sebagai langkah nyata gerakan amar ma’ruf Muhammadiyah.
“Muhammadiyah terus berkomitmen dalam usaha membangun kehidupan di tingkat dunia dan bangsa, bukan hanya dengan himbauan, teori, retorika atau seminar saja. Tapi dengan melakukan gerakan dan langkah-langkah nyata,” jelasnya Dr Haedar Nashir di acara Resepsi Milad ke-111 Muhammadiyah Sulawesi Utara belum lama ini.
Di acara yang diselenggarakan di Aula Mapalus Kantor Gubernur, Kota Manado, ini Haedar mengatakan, jumlah amal usaha lain yang dimiliki antara lain 172 Perguruan Tinggi (terdiri dari 83 Universitas, 53 Sekolah Tinggi, 36 bentuk lainnya), 122 (plus 20 RS dalam proses pembangunan), 231 klinik, 5345 Sekolah/madrasah, 440 pesantren, 1.012 Aumsos (panti asuhan, dll), 20.465 aset wakaf, dan sedikitnya lahan seluas 214.742.677 m2.
Muhammadiyah juga menjadi satu-satunya organisasi kemasyarakatan yang berhasil membangun lembaga pendidikan di luar negeri. Misalnya memiliki TK/PAUD di Kairo Mesir, SD-SMP di Melbourne, dan universitas di Malaysia.
“Kami ingin membangun peradaban dengan langkah-langkah nyata yang bersifat stategis yakni melalui pendidikan. Dan pendidikan Muhammadiyah itu tidak untuk Muhammadiyah sendiri, pendidikan Muhammadiyah biarpun kita ormas Islam tidak hanya untuk ormas Islam, tapi untuk bangsa, bahkan untuk dunia,” imbuhnya.
Ikhtiar membangun peradaban itu, kata Haedar makin gencar dilakukan Muhammadiyah untuk mengejar ketertinggalan daya saing SDM Indonesia di tingkat ASEAN yang berada di posisi terpuruk, hampir setara dengan Timor Leste dan Papua Nugini. Masalah pendidikan, kesehatan, sampai stunting dia sebut masih menjadi pekerjaan rumah Indonesia.
“Nah karena itu jangan lengah, kita hargai ada pembangunan fisik yang luar biasa tapi SDM Indonesia yang akan menentukan sejarah Indonesia ke depan. Indonesia Emas tidak akan terwujud jika kita tidak mengejar ketertinggalan ini. Di situlah pentingnya langkah progresif kita bersama,” pesannya dikutip laman Muhammadiyah.or.id.
“Jadi itu menunjukkan apa yang kami lakukan tidak untuk Muhammadiyah, tapi untuk bangsa. Nah karena itu kami ingin terus bersama pemerintah dan komponen bangsa membangun negeri ini dengan tulus, penuh pertanggungjawaban moral yang tinggi dan pengkhidmatan,” kata Haedar.*