Hidayatullah.com—Hari itu Ade Ismail menyambut rombongan Laznas BMH dengan wajah gembira. Ade adalah Ketua Yayasan Raudhatul Mukfifin, lembaga khusus Tunanetra.
Pria kelahiran Lamaru, Balikpapan, Kalimantan Timur yang juga tunanetra ini salah satu orang yang bersemangat memperjuangankan kaum tunanetra bisa mudah belajar Al-Quran.
“Saya meneruskan perjuangan guru agama SLB dahulu, yaitu Ustadz Halim Sholeh, beliau juga tunanetra dan punya visi menjadikan orang tunanetra bisa membaca Al-Quran. Tak terbayang kala itu betapa visi itu cukup berat,” ungkapnya menceritakan pendiri yayasan ini.
Ade baru pada November 2023 didapuk sebagai ketua yayasan. Meski baru, spritnya seolah mengalahkan orang yang telah lama bekerja.
“Saya kira yayasan ini punya visi bagus dan membawa martabat bagi kaum tunanetra di hadapan Allah, yaitu ada kesungguhan membaca Al-Quran, jadi saya senang berada di sini,” urainya.
Meski penyandang tunanetra., Ade memiliki kesibukan yang cukup padat. Termasuk berpikir bagaimana menemukan guru-guru Al-Quran untuk anak-anak tunanetra.
“Walaupun kami ini tunanetra, kami tetap tidak boleh tertinggal dalam hal membaca Al-Quran. Ini yang membuat kami punya semangat, bahwa membaca Al-Quran itu harus dan perlu. Maka tidak boleh ketunanetraan ini jadi alasan kami menghadap Allah tanpa bisa membaca Al-Quran,” tuturnya.
Menurut data dari Baznas, Indonesia masih memerlukan 5 juta eksemplar Al-Quran Braille. Dengan bekerjasama dengan BMH, yayasan berharap makin banyak penyandang tunanetra bisa membaca Al-Quran.
“Jadi, kenapa BMH sinergi dengan yayasan Raudhatul Mukfifin ini adalah dalam rangka membantu saudara kita yang tunanetra secara bertahap bisa mendapatkan Al-Quran. Bantuan BMH ini baru tahap awal untuk selanjutnya kita kuatkan bersama-sama,” tegas Dirut BMH, Supendi dalam sambutan pada rangkaian acara serah terima mesin produksi Al-Quran Braille tersebut.
Yayasan Raudhatul Mukfifin didirikan Raden Halim Shaleh pada 26 Nopember 1983. Sesuai dengan namanya, Yayasan Raudlatul Makfufin mempunyai spesialisasi dan prioritas pengajaran agama Islam kepada Tunanetra Muslim seluruh Indonesia. */Herim