Hidayatullah.com– Pemerintah Belanda sudah menghabiskan dana hampir €200 juta untuk menangani kasus Malaysia Airlines MH17 yang ditembak jatuh di atas wilayah Ukraina pada 2014.
Sebuah laporan resmi yang dirilis hari Kamis (29/2/2024) menyebutkan Belanda sudah merogoh kocek lebih dari 166 juta euro untuk berbagai hal terkait pesawat maskapai penerbangan Malaysia itu. Hal ini menunjukkan Belanda terlibat dalam banyal hal mulai dari merepatriasi mayat korban sampai penyelidikan dan penuntutan sejumlah pihak yang dituduh ikut andil dalam peristiwa penembakan pesawat komersial itu.
Pesawat Boeing 777 yang nahas itu sedang terbang dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur saat ditembak jatuh pada 17 Juli 2014, dengan misil Buk buatan Rusia yang dilontarkan dari wilayah di bagian timur Ukraina yang dikuasai pasukan pemberontak. Akibatnya 298 penumpang dan kru, termasuk 196 warga Belanda tewas.
Pengadilan di Belanda menyatakan bersalah dua orang Rusia dan seorang warga Ukraina pro-Moskow pada November 2022 atas keterlibatannya dalam insiden itu dan mengganjar mereka dengan hukuman penjara seumur hidup. Akan tetapi, mereka diadili secara in absentia dan sampai sekarang belum ditangkap untuk menjalani hukumannya.
Pengadilan menyatakan bahwa misil tersebut dan peluncurannya dibawa ke Ukraina dari sebuah pangkalan militer di Rusia dan setelah itu peluncurnya dikembalikan ke Rusia.
Menurut Pengadilan Audit Belanda, yang menghitung biaya-biaya sampai akhir 2022, repatriasi dan identifikasi korban memakan dana €32 juta, sementara proses hukum dan diplomasi internasional biayanya mencapai €5,7 juta.
Proses persidangan di Belanda dan investigasi besar internasional memakan biaya lebih dari €87 juta, menurut audit.
Total pengeluaran di atas tidak termasuk sekitar €16,5 juta yang ditanggung pemerintah Belanda berupa uang muka kompensasi kepada keluarga korban yang dibebankan oleh pengadilan kepada ketiga terdakwa untuk membayarnya.
“Kompensasi itu harus ditanggung sepenuhnya oleh para terdakwa, tetapi pertanyaannya yang mengemuka adalah apakah mereka akan menunaikannya,” kata laporan itu seperti dikutip Euronews.
Pemerintah Belanda meminta auditor independen untuk menghitung biaya yang telah dikeluarkannya sebab Amsterdam bermaksud meminta kompensasi dari Rusia dalam berkas tuntutan yang diajukan Belanda dan Australia ke International Civil Aviation Organisation.
Belanda juga mendukung pihak keluarga korban yang akan menggugat Rusia ke European Court of Human Rights.
Moskow membantah terlibat dalam insiden penembakan MH17.*