Hidayatullah.com– Turki, yang merupakan salah satu negara transit penting bagi perdagangan narkoba internasional, mengalami lonjakan jumlah sitaan methamphetamine pada 2023.
Laporan yang dirilis International Narcotics Control Board (INCB) menunjukkan Turki menyita 77,7 ton methamphetamine pada tahun 2023 saja yang merupakan rekor terbaru.
“Kenaikan perdagangan methamphetamine pada tahun-tahun terakhir dan rekor jumlah sitaan pada 2022 menyoroti ancaman kesehatan publik yang dihadapi Turki,” kata Sevil Atasoy, seorang anggota dan bekas presiden INCB, seperti dilansir Hurriyet Daily News (8/3/2024).
Kebanyakan methamphetamine tersebut diselundupkan dari Afganistan melalui Iran. Atasoy mengatakan sementara target pasar utamanya Asia Timur, Asia Tenggara, Asia Tengah, Eropa dan Afrika Utara, tetapi narkoba itu juga diserap pasar lokal Turki.
Tidak hanya itu, fasilitas untuk mengubah methamphetamine cair menjadi kristal, sudah ditemukan di Turki, terutama di sekitar Istanbul dan daerah pinggirannya, kata Atasoy.
Seiring dengan kenaikan jumlah sitaan, kematian berkaitan dengan over-dosis methamphetamine juga bertambah.
Menurut laporan lain yang dikeluarkan oleh pusat pemantau narkoba Uni Eropa pada 2022, Istanbul berada di peringkat ke-10 di antara 106 kota Eropa dalam hal penggunaan methamphetamine.
Laporan INCB juga menyoroti kenaikan jumlah sitaan Captagon, yang naik dari 2,8juta tablet pada 2021 menjadi 24 juta tablet pada 2022.
Sementara itu untuk narkoba heroin, jumlah sitaannya turun menjadi 7,9 ton pada 2022 dari 22,2 ton pada 2021. Angka 7,9 ton itu merupakan jumlah sitaan heroin terendah oleh aparat Turki selama kurun lima tahun terakhir.
Laporan INCB juga menyoroti peran platform media sosial dalam penyelundupan dan penggunaan narkoba.
Atasoy mengaku khawatir dengan penggunaan media sosial untuk memasarkan narkoba, termasuk ke anak-anak. Dia menekankan perlunya tindakan pencegahan dan perbaikan akses layanan perawatan bagi pecandu narkoba di Turki.*