Hidayatullah.com—Gurun Afif, yang terletak di sebelah barat Riyadh, tiba-tiba diselimuti salju setelah hujan dan hujan es pada Jumat sore. Peristiwa cuaca yang tidak biasa ini memikat warga dan netizen, ketika video pasir yang tertutup salju menyebar dengan cepat ke seluruh platform media sosial, kutip GulfNews.
Peristiwa ini mendorong pengguna untuk berbagi kegembiraan dan keheranan mereka pada pemandangan musim dingin di daerah yang biasanya terkenal dengan iklim keringnya.
Hujan salju di Afif terjadi di tengah prediksi peta cuaca terbaru dan simulasi komputer, yang menunjukkan bahwa Arab Saudi akan menghadapi sistem cuaca baru mulai Ahad.
Sistem ini diperkirakan akan membawa curah hujan yang luas ke Kerajaan, bersamaan dengan badai petir, hujan es, dan angin yang menimbulkan debu.
Curah Hujan Luas
Para ahli meteorologi melacak depresi udara yang secara bertahap menuju ke arah utara Kerajaan Arab Saudi pada hari Ahad, sehingga memicu peningkatan tutupan awan di wilayah barat dan tengah.
Termasuk potensi hujan khususnya di wilayah barat daya hingga Madinah dan ruas wilayah Riyadh.
Pada hari Senin, pengaruh depresi atmosfer bagian atas diperkirakan akan meningkat di utara, sementara sistem tekanan rendah di permukaan akan terbentuk di Laut Merah.
Hal ini akan menarik udara tropis yang kaya akan kelembapan, sehingga mengakibatkan curah hujan sedang hingga lebat di wilayah yang luas, termasuk Tabuk, perbatasan utara, Al Jawf, Hail, Medina, Qassim, dan bagian utara Riyadh. Badai petir dan hujan es yang menyertainya dapat menyebabkan banjir di lembah dan limpasan terumbu.
Curah hujan lebih lanjut diperkirakan akan meluas secara sporadis ke Hafr Al Batin, Mekah, dan dataran tinggi barat daya, dengan angin aktif barat daya menyebabkan badai debu di berbagai wilayah, khususnya bagian tengah Kerajaan.
Prakiraan cuaca hari Selasa menunjukkan hujan di wilayah tengah dan utara wilayah timur, disertai badai petir sesekali. Selain itu, sebagian wilayah barat dan utara Kerajaan mungkin mengalami hujan sporadis.
Penurunan suhu yang signifikan di sebagian besar wilayah Kerajaan, ditambah dengan angin barat laut yang kencang, kemungkinan akan memicu badai debu lebih lanjut, yang menandakan perubahan dramatis dalam pola cuaca di negara tersebut.*