Hidayatullah.com–Departemen Pendidikan Palestina di Jalur Gaza menyatakan bahwa 75 siswa dari sekolah negeri menderita cacat akibat perang 51 hari ke Jalur Gaza.
“Sebanyak 75 siswa menderita cacat akibat perang terakhir Zionis, 22 di antaranya cacat kaki,25 cacat pendengaran dan 28 cacat penglihatan,” demikian disampaikan Dirjen Penyuluhan dan Pendidikan Ahmad Hawajiri dikutip PIC hari Rabu.
Hawajiri menyatakan bahwa perang telah menurunkan tingkat prestasi akademik siswa. Dia menjelaskan bahwa 673 siswa masih mengalami keterlambatan studi dikarenakan dampak psikologis perang atas mereka.
Dia menegaskan bahwa departemen pendidikan akan memberikan semua yang dibutuhkan untuk mendukung para siswa yang berkebutuhan khusus mulai dari dukungan manteri maupun psikologis agar mereka bisa melanjutkan hidup mereka secara normal.
Pada 7 Juli 2014 lalu penjajah Zionis-Israel melancarkan agresi sengit ke Jalur Gaza yang berlangsung selama 51 hari. Agresi ini telah mengkibatkan lebih dari 2 ribu warga gugur dan lebih dari 11 ribu lainnya luka-luka.
435 Ribu Trauma
Menurut Persatuan Orang Cacat di Gaza, lebih dari 40% korban luka perang “Israel” ke Gaza mengalami cacat pendengaran, penglihatan dan gerak.
Sementara itu, UNICEF mengatakan, akibat serangan mematikan selama 51 hari, kini sekitar 425.000 anak di Gaza membutuhkan ahli psikososial (untuk mengobati trauma) dan perlindungan anak. Termasuk sekitar 3.373 anak yang cacat karena serangan, bahkan beberapa cacat permanen.
Demikian pula lebih dari 1.500 anak yang menjadi yatim piatu. Hal itu berdasarkan laporan Kantor Koordinasi Kegiatan Kemanusiaan PBB (OCHA) bulan Oktober.
UNICEF juga mencatat, sekitar 538 anak Palestina dibunuh oleh militer ‘Israel’ dalam operasi Protective Edge. Dari jumlah tersebut, lebih dari 68 persen berumur di bawah 12 tahun.*