Hidayatullah.com– Kementerian Kesehatan Malaysia meluncurkan kampanye ‘Kurang Manis’ guna mendorong masyarakat untuk mengurangi konsumsi gula yang dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.
Program pemerintah Sugar Reduction Advocacy Plan, yang digagas mantan menteri kesehatan Dr Zaliha Mustafa, bertujuan mengajak masyarakat untuk waspada terhadap bahaya dari mengkonsumsi gula.
Berdasarkan inisiatif ini, sejumlah pedagang makanan-minuman di Putrajaya berkomitmen untuk hanya memasukkan satu sendok teh gula ke dalam satu gelas minuman.
Di kedai Kak Ct Corner di Precinct 8, seorang pedagang bernama Nazarullah mengatakan dia dan koleganya merespon kampanye itu dengan mengurangi penggunaan susu kental dalam minuman mereka.
“Dalam dua setengah liter air kami biasanya menggunakan dua kaleng susu kental manis. Sekarang kami menggunakan satu setengah kaleng. Kami sudah mengurangi gula tetapi tidak bisa lebih dari itu karena pelanggan tidak menyukainya,” kata Nazarullah, seperti dikutip Malay Mail Rabu (17/4/2024).
“Tidak ada minuman di Malaysia yang dibuat tanpa gula. Kalau tidak manis, kurang sedap,” kata penjual minuman Jamilah Hasyim saat dimintai pendapatnya perihal kampanye tersebut.
Jamilah, yang biasa berjualan di kawasan Putrajaya Precinct 16, berpendapat perubahan harus dimulai dari rumah, orangtua harus menjadi contoh untuk membiasakan minuman sehat.
Meskipun secara umum banyak pihak mendukung inisiatif itu, tetapi sebagian menilai sosialisasinya masih sangat kurang.
“Saya belum pernah mendengarnya,” kata Mohd Irysham Fadhil, yang menyeruput minuman Milo dalam gelas berukuran besar untuk menggelontor sepiring nasi yang disantapnya, ketika dimintai komentar tentang ‘Kurang Manis’.
“Apabila ada kampanye seperti itu bukankah seharusnya ada di televisi atau internet? Iklan atau semacamnya? Saya ingat dulu jika ada pengumuman masyarakat akan ada banyak video dan iklan kampanye ditayangkan berulang kali setiap hari sampai pesannya melekat di benak masyarakat,” kata pemuda itu.
Siti Nurianti Nura, seorang warga yang mendukung kampanye itu menyampaikan sentimen serupa.
“Seharusnya promosi kampanye itu bisa dilakukan lebih baik,” ujar wanita itu.
“Saya sangat jarang melihat posternya, sementara di suatu pusat jajanan hanya ada plakat berukuran kecil di pojokan,” imbuhnya.
Alwi Mustafa, 64, pengelola Cafe Godang, menyampaikan pendapat serupa.
“Sekedar spanduk saja tidak cukup,” kata pria itu, seraya menambahkan bahwa video edukasi tentang bahaya konsumsi gula berlebih yang ditayangkan di layar televisi di pusat-pusat jajanan dinilainya sangat efektif.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Di Malaysia, kita sering bercanda dengan pelanggan, memperingatkan mereka tentang risiko konsumsi gula berlebih, dengan guyonan mereka ‘bisa kehilangan satu kaki’,” kata pemilik kedai itu.
Diabetes saat ini sudah menjadi penyebab utama gagal ginjal di Malaysia.
Tahun lalu saat masih menjabat menteri, Dr Zaliha memperingatkan bahwa biaya perawatan diabetes sudah memberatkan anggaran kesehatan, sehingga perlu diambil tindakan pencegahan. Tahun 2011, biaya perawatan diabetes menelan anggaran RM2,04 miliar dan pada 2017 naik menjadi RM4,38 miliar setahun.
Dia mengatakan konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti pertambahan berat badan dan obesitas, diabetes, gigi busuk dan berbagai penyakit tidak menular lain.*