Hidayatullah.com – Barclays meningkatkan investasinya di perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam memasok senjata dan teknologi militer kepada ‘Israel’, menurut sebuah penelitian kolektif kelompok aktivis.
Menurut temuan yang dipublikasikan bersama oleh Palestine Solidarity Campaign (PSC), Campaign Against Arms Trade (CAAT) dan War on Want, bank multinasional Inggris ini meningkatkan investasinya meskipun ada tekanan untuk melepaskan diri dari kepemilikan yang terkait dengan perdagangan senjata Israel.
Penelitian menemukan bahwa Barclays memiliki saham senilai £2 milyar ($2,48 milyar) di perusahaan-perusahaan produsen senjata dan teknologi militer yang digunakan oleh tentara ‘Israel’ dalam serangan-serangannya terhadap warga Palestina.
Dana sebesar £6,1 milyar ($7,66 milyar) lainnya telah disediakan untuk perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam perdagangan senjata ke ‘Israel’ dalam bentuk pinjaman dan penjaminan, menurut laporan tersebut.
Para peneliti mengatakan bahwa angka-angka tersebut merupakan peningkatan 55 persen dalam kepemilikan saham sejak tahun 2022 dan peningkatan 54,5 persen dalam pinjaman dan penjaminan sejak tahun yang sama.
Daftar perusahaan-perusahaan yang dilaporkan memiliki kepentingan finansial dengan Barclays termasuk produsen drone ‘Israel’, Elbit Systems, dan General Dynamics, sebuah perusahaan senjata AS yang memproduksi komponen-komponen untuk pesawat tempur. Perusahaan-perusahaan lainnya termasuk BAE Systems dan Raytheon.
Laporan ini dikeluarkan menjelang rapat tahunan bank ini pada tanggal 9 Mei di Glasgow.
Barclays, yang merupakan salah satu bank terbesar di Inggris, dengan kehadirannya di seluruh dunia, menghadapi seruan untuk memboikot hubungannya dengan perdagangan senjata dengan ‘Israel’.
Dalam dua minggu terakhir, setengah dari band dan artis musik yang dijadwalkan bermain di Great Escape yang berbasis di Brighton telah menuntut agar festival tersebut membatalkan sponsornya dengan Barclays.
Seruan boikot semakin meningkat seiring dengan berlanjutnya perang ‘Israel’ di Gaza, yang sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 34.500 warga Palestina, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
‘Identik dengan apartheid’
‘Israel’ saat ini menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas kampanye militernya, setelah Afrika Selatan mengajukan kasus ini pada akhir Desember lalu.
“Barclays mendanai serangan Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza. Hal ini sangat memalukan karena mengambil keuntungan dan terlibat dalam genosida,” ujar Ben Jamal, direktur PSC.
“Alih-alih mengindahkan suara hati nurani, yang mencakup ribuan mantan pelanggan, perusahaan ini justru mencari keuntungan dari kesengsaraan, penderitaan, dan kematian warga Palestina,” katanya.
Emily Apple, dari CAAT, mengatakan bahwa laporan ini akan menambah momentum bagi kampanye untuk memboikot bank tersebut.
“Laporan baru ini membuat kampanye Boikot Barclays menjadi lebih penting dari sebelumnya dan seharusnya menjadi katalisator bagi lebih banyak lagi orang untuk menutup rekening mereka,” katanya.
Direktur eksekutif War on Want, Asad Rehman, membuat perbandingan antara perilaku bank ini selama era apartheid di Afrika Selatan dan investasinya saat ini.
“Barclays identik dengan apartheid karena secara memalukan mendukung dan mengambil keuntungan dari diskriminasi rasial yang tersistematisasi di Afrika Selatan dan melakukan hal yang sama dengan Israel, mendanai kekerasan diskriminatif yang sistematis dan dimiliterisasi terhadap warga Palestina,” kata Rehman.*
Baca juga: Efek Boikot, KFC Tutup 100 Gerai di Malaysia