Hidayatullah.com– Aparat junta militer Myanmar menangkap seorang warga Jepang eksekutif perusahaan Aeon Orange, beserta beberapa pengusaha lokal, dengan tuduhan menjual beras dengan harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah.
Dilansir Associated Press dari laporan media plat merah Myanmar hari Senin (1/7/2024), Hiroshi Kasamatsu, direktur Aeon Orange, telah ditangkap. Aeon Orange mengoperasikan sejumlah supermarket di Myanmar dan bagian dari perusahaan ritel raksasa asal Jepang AEON.
Laporan berbagai media Jepang mengkonfirmasi Kasamatsu merupakan salah satu eksekutif Aeon.
Beras merupakan bahan pangan utama Myanmar, yang terus diliputi kesulitan ekonomi disebabkan perang sipil berkepanjangan dan dampak pandemi Covid-19. Militer mendongkel pemerintahan hasil pemilu yang dimenangkan partai pimpinan Aung San Suu Kyi pada Februari 2021, yang memicu meluasnya aksi protes dan meningkatkan intensitas pemberontakan bersenjata di berbagai penjuru negeri itu.
Koran pemerintah Myanma Alinn hari Senin melaporkan bahwa penangkapan sejumlah penguasaha itu diduga akibat penjualan beras yang lebih tinggi 31% sampai 70% dari harga eceran tertinggi yang ditetapkan oleh Myanmar Rice Federation. Kasus ini melibatkan 62 tersangka, 102 gudang, 53 supermarket dan superstore, 25 penggilingan padi, serta 7 toko lain di berbagai kota besar.
Pelanggaran tersebut dapat diganjar dengan hukuman penjara 6 bulan sampai 3 tahun dalam 11 kasus, termasuk kasus yang melibatkan Kasamatsu. serta denda dan pajak bagi kasus lain.
Laporan World Bank yang dirilis bulan lalu menyebutkan hampir sepertiga penduduk Myanmar hidup di dalam kemiskinan dan perekonomian negara menyusut sekitar 10% dibandingkan masa sebelum pandemi. Pengungsian yang dilakukan lebih dari 3 juta orang yang terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat peperangan dan tindak kekerasan aparat menyebabkan krisis kemanusiaan besar di negeri itu.
Sementara itu nilai mata uang Myanmar, kyat, anjlok terhadap dolar sehingga banyak perusahaan kalang kabut.
Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi di Jepang mengkonfirmasi laporan yang menyebutkan bahwa seorang pria warga negara Jepang, yang tidak dia sebutkan namanya, menjalani pemeriksaan di sebuah kantor kepolisian di Yangon..
Hayashi mengatakan pemerintah Jepang akan memberikan dukungan yang diperlukan oleh orang tersebut melalui Kedutaan Jepang di Myanmar, dan pemerintah Jepang akan mengontak pihak berwenang setempat guna meminta supaya warga negaranya segera dilepaskan.”*