Hidayatullah.com– Pengadilan di Taipei menjatuhkan hukuman penjara delapan tentara Taiwan karena menjadi mata-mata untuk kepentingan China dengan imbalan uang.
Di pengadilan diungkap bahwa sejumlah perwira militer yang sudah pensiun menyuap prajurit yang masih bertugas aktif dengan uang sebanyak 700.000 dolar Taiwan ($21.900) untuk bergabung dengan jaringan mata-mata, lansir BBC Jumat (23/8/2024).
Salah satu terdakwa, seorang pria yang diyakini berperan penting dalam perekrutan tentara, dijatuhi hukuman 13 tahun, terlama di antara para terdakwa itu.
Satu tentara yang direkrut, berpangkat letnan kolonel, dijatuhi hukuman sembilan tahun karena berencana membelot ke Cina dengan menerbangkan helikopter, sementara yang lain merekam video instruksi tentang cara menyerahkan diri kepada Cina jika terjadi perang.
Total ada sepuluh orang didakwa atas tuduhan mata-mata tahun lalu, dan delapan terdakwa dijatuhi hukuman pada hari Kamis. Pengadilan membebaskan satu terdakwa, sementara satu orang lainnya – seorang pensiunan perwira – masih buron.
“Mereka tergoda oleh uang,” kata pengadilan.
“Tindakan mereka melanggar tugas resmi untuk setia kepada negara, membela negara dan rakyat… mereka secara serius membahayakan keamanan nasional dan kesejahteraan rakyat Taiwan,” tegas pengadilan.
Taiwan belum lama ini mengabarkan tentang meningkatnya upaya spionase oleh Beijing.
Bulan lalu, seorang sersan yang bekerja di pusat pelatihan angkatan laut didakwa karena diduga memotret dan membocorkan data pertahanan rahasia Taiwan ke China.
China memandang Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai provinsi yang berusaha memisahkan diri, yang pada akhirnya akan berada di bawah kendalinya, dan Beijing tidak akan segan penggunaan kekuatan militer untuk merebut pulau itu.*
Hari Jumat dalam suatu acara peringatan tahun ke-66 serangan Tiongkok terhadap kepulauan Kinmen, Presiden Taiwan William Lai mengatakan masyarakat pulau itu “harus bersatu” dan “mempertahankan kedaulatan nasional dan menjaga demokrasi”.