Hidayatullah.com – Sekitar 2.800 orang dilaporkan terluka dan sembilan orang tewas, salah satunya anak-anak, akibat ledakan misterius pada ribuan pager yang digunakan anggota Hizbullah di Lebanon pada Selasa (17/09/2024).
Meledaknya pager terjadi secara serentak di seluruh Lebanon. Sebagian besar korban mengalami luka di bagian wajah, tangan dan perut.
“Sekitar 2.750 orang terluka, … lebih dari 200 orang di antaranya kritis,” ujar Menteri Kesehatan Firass Abiad kepada Al Jazeera.
Duta Besar Iran untuk Lebanon, Mojtaba Amani, juga terluka dalam ledakan tersebut.
Sementara, putra anggota parlemen Hizbullah Ali Ammar juga dilaporkan tewas. Hingga kini korban tewas masih terus dikonfirmasi.
Laporan terbaru menyebut salah satu pager yang meledak merupakan Pager Alfanumerik (AP-900) yang diproduksi oleh Gold Apollo Co, Ltd.
Analis militer Elijah Magnier mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Hizbullah sangat bergantung pada pager untuk menghindari penyadapan komunikasi oleh ‘Israel’.
Ia menduga bahwa perangkat-perangkat ini mungkin telah direkayasa dan dirusak sebelum disebarkan di antara para anggota Hizbullah.
“Ini bukan sistem yang baru. Ini telah digunakan di masa lalu,” ujarnya.
Berbagai spekulasi timbul terkait bagaimana pager bisa meledak. Sebagian besar spekulasi berkutat pada kemungkinan bahwa jaringan radio pager mungkin telah diretas, enyebabkan sistem memancarkan sinyal yang memicu respons di dalam pager yang telah direkayasa.
Analis lain, seperti mantan perwira militer Inggris dan ahli senjata kimia Hamish de Bretton-Gordon, menyatakan bahwa pager Hizbullah mungkin telah direkasa sejak di rantai pasokan dan “disambungkan dengan kabel untuk meledak sesuai perintah”.
Banyak pihak, termasuk Hizbullah, meyakini entitas Zionis Israel merupakan dalang di balik serangan teror ini.
“Setelah memeriksa semua fakta, data terkini, dan informasi yang tersedia tentang serangan penuh dosa yang terjadi sore ini, kami menganggap musuh Israel bertanggung jawab penuh atas agresi kriminal yang menargetkan warga sipil ini,” kata Hizbullah.
Kelompok yang didukung Iran itu bersumpah akan membalaskan aksi teror tersebut dengan balasan yang setimpal.
‘Israel’ dan Hizbullah telah saling menyerang di perbatasan Lebanon-Israel sejak 8 Oktober, sehari setelah operasi perlawanan Palestina yang dipimpin Hamas ke ‘Israel’ menewaskan 1.139 orang, menyebabkan sekitar 240 orang ditawan, dan memicu agresi Zionis ke Gaza.
Belakangan ini, politisi dan media ‘Israel’ semakin gencar membahas serangan militer ke Lebanon untuk mengusir Hizbullah dari perbatasan untuk membuka jalan kembalinya 60.000 pemukim Yahudi ke ‘Israel’ utara.
Hingga kini, tak ada satupun dari pihak ‘Israel’ yang membicarakan ledakan pager Lebanon dan memilih bungkam. Hal ini sama seperti saat pembunuhan pemimpin biro politik Hamas, Ismail Haniyeh.*