Hidayatullah.com—Lebih dari 2000 orang sejak tanggal 6 – 8 Juli 2012 menghadiri acara Konggres Diaspora Indonesia (Congress of Indonesian Diaspora CID) yang sedang berlangsung di Los Angeles, California, Amerika Serikat (AS).
Dalam acara ini, Indonesia Muslim Society in America (IMSA) yang merupakan organisasi Muslim Diaspora yang berada di Amerika dan Kanada ikut menurunkan timnya untuk meliput kegiatan bertema “The Power of Harmony in Diversity, Unleashed Worldwide”.
Salah satu hal yang dianggap penarik dalam acara ini adalah kehadiran tokoh Musim Makasar yaitu Ustad Syamsi Ali.
Syamsi selain dikenal sebagai imam pada Islamic Center, masjid terbesar di New York, kini, ia juga dipercaya menjadi Direktur Jamaica Muslim Center, sebuah yayasan dan masjid di kawasan Timur New York yang dikelola komunitas Muslim asal Bangladesh. Ia juga salah satu imam yang menjadi pembina kegiatan warga negara Indonesia di Amerika dan Kanada.
Konggres Diaspora yang laksanakan pada tanggal 6 sampai 8 Juli ini dihadiri oleh masyarakat Indonesia yang bermukim di Amerika Serikat dan luar negeri.
Pada hari Jumat di awal kegiatan, tim Radio IMSA dan tim Publikasi Media berhasil menyiarkan siaran langsung khutbah dan shalat Jumat yang dipimpin oleh Syamsi Ali.
Dalam khutbahnya Syamsi menekankan pentingnya peranan diaspora Indonesia yang tersebar di luar negeri. Ia menekankan beberapa hal penting yang perlu diperhatikan pada diaspora Indonesia yang berada di luar negeri.
Pertama harus mempunyai kiblat, sebagai arah dan kiblat dalam kita beramal. Kedua adalah untuk selalu bergerak.
“Dengan kita selau bergerak, maka kita akan selalu menjaga keseimbangan, kita akan saling merasa memerlukan satu sama lain. Dan kita akan merasakan perubahan yang tidak akan melampui aturan-aturan yang telah ditetapkannya,” ujar Syamsi.
Berdiaspora atau dalam bahasa awamnya disebut merantau, adalah bagian amal penting bagi warga negara Indonesia yang berada di luar negeri, ujar Syamsi. Karena itu warga Indonesia di perantauan perlu fokus, yaitu untuk beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala semata.
“Kita mempunyai persamaan yang banyak dalam perbedaan dengan manusia-manusia lain yang berasal dari Indonesia di mana pun berada. Perbedaan itu tidak melemahkan, justru akan menguatkan satu sama lain.”
Selain itu, Syamsi Ali dalam khutbahnya yang dihadiri Muslim diaspora Indonesia dari seluruh dunia adalah pentingnya menguasai ilmu. Seperti halnya ayat pertama yang turun dari Allah Subahahu Wata’ala adalah Iqra’ atau bacalah, adalah sebagai tanda akan pentingnya ilmu itu sendiri. Ketika Allah SWT akan mengajarkan Rasulullah SAW tentang ayat-ayat-Nya yang agung, Ia memulainya dengan sebuah isyarat pentingnya menguasai sebuah ilmu. Dengan ilmu ini manusia akan menundukkan segala apa yang ada di dunia dan yang ada di langit.
Selain tiga hal tadi, Syamsi dalam pesan khutbahnya yang disiarkan secara langsung melalui Radio IMSA, menjelaskan satu hal tak kalah penting yaitu selalu dalam kebersamaan. Ia menyitir ayat As-Shof (61) ayat 4 yang artinya, “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”
“Semua yang kita telah peroleh akan sia-sia seandainya kita tidak dalam kebersamaan. Semua menjadi kurang maksimal dan tidak bermanfaat seandainya kita tidak dalam satu barusan yang sama seperti yang Allah Subhanahu wata’ala.”
Karena itu, menurutnya, diaspora Indoneisa harus bersatu sebagai warga Muslim khususnya, dan warga negara Indonesia umumnya. Dengan persatuan ini akan semakin menguatkan barisan bangsa Indonesia di luar negeri.
Seperti diketahui, personal tim Radio IMSA yang melaporkan kegiatan ini terdiri dari Muhammad Yusuf – Adi Susmono – Nur Afianto bagian penyiaran darat, dan diperkuat oleh Ibrahim Musafir – Pribadi Kardono untuk bagian streaming ke internet.*/M. Yusuf Efendi, LA, California