Hidayatullah.com– Perusahaan-perusahaan baterai Korea Selatan bersiap-siap menghadapi perubahan signifikan yang berpengaruh terhadap produksi mereka, sebagai akibat dari perubahan kepemimpinan di Amerika Serikat, terutama apabila kandidat dari Partai Republik Donald Trump yang terpilih sebagai presiden dalam pemilu 5 November.
Produsen baterai terkemuka Korea seperti LG Energy Solution, Samsung SDI dan SK On, mengandalkan Advanced Manufacturing Production Credit (AMPC) yang diberikan oleh pemerintah Joe Biden berdasarkan Inflation Reduction Act (IRA) untuk mendapatkan laba operasi.
Menurut laporan pendapatan per kuartalnya LG Energy Solution menerima sekitar 1,1 triliun won ($797 juta) dari AMPC, sementara Samsung SDI memperoleh 64,9 miliar won pada tiga kuartal pertama tahun ini.
SK On, yang merilis hasil pendapatan kuartal ketiganya pada hari Senin (4/11/2024), telah mengumpulkan 150,4 miliar won dari insentif AMPC antara Januari dan Juni 2024.
“Trump sudah secara terbuka mengindikasikan dalam banyak pidatonya bahwa dia akan menghapuskan IRA jika terpilih, tetapi itu tidak akan mudah dalam kenyataannya,” kata seorang pejabat di sebuah perusahaan baterai Korea, lansir Korea Herald Ahad (3/11/2024).
“Untuk mengubah peraturan dan pedoman IRA, Departemen Keuangan AS harus mengambil tindakan. Jika cabang eksekutif Trump mencoba mengubah peraturan, mereka dapat membawa masalah ini ke pengadilan. Dan yang lebih penting lagi adalah bahwa pinjaman dan subsidi IRA telah dibagikan atau ditandatangani di antara pihak-pihak yang terlibat.”
Pejabat tersebut menambahkan bahwa Trump akan membutuhkan dukungan dari Senat untuk “membatalkan” IRA, tetapi sejumlah senator dari Partai Republik secara terbuka mendukung undang-undang khusus tersebut guna menggalakkan manufaktur di wilayah Amerika, terlebih perusahaan-perusahaan baterai asal Korea telah membangun pabrik di negara-negara bagian merah (dominan pendukung Republik) atau sedang mendirikan pabrik yang akan membantu perekonomian lokal.
Sebuah sumber lain dari produsen baterai mengatakan, besaran keuntungan yang didapat dari IRA kemungkinan akan disesuaikan ulang apabila Trump kembali terpilih sebagai presiden Amerika Serikat.
“Dukungan terhadap elektrifikasi industri otomotif kemungkinan akan lebih kecil dibandingkan dengan dukungan yang diberikan pemerintah Amerika saat ini, sehingga pengendara kemungkinan tidak akan bisa menikmati keuntungan harga yang lebih besar,” kata sumber tersebut.
Industri kendaraan listrik bisa jadi kesulitan untuk melakukan penetrasi pasar, imbuhnya.Korea Institute for Industrial Economics & Trade (KIET) menulis dalam sebuah laporan yang dirilis pada 7 Oktober bahwa pemerintahan Trump kedua akan memperlambat pertumbuhan pasar kendaraan listrik di AS, yang berarti para produsen baterai Korea Selatan harus memangkas investasi mereka di Amerika.
KIET juga menulis bahwa kepemimpinan Trump akan menambah intensitas kebijakan perdagangan anti-China, sehingga perusahaan baterai Korea harus bersiap-siap membenahi rantai suplai mereka.
Han Byung-hwa, seorang analis di Eugene Investment & Securities, dalam laporan terbarunya mengatakan bahwa sepanjang subsidi IRA masih ada, maka pasar kendaraan listrik dan baterai di Amerika bagi perusahaan Korea masih baik.
Analis itu menjelaskan bahwa akumulasi investasi di sektor kendaraan listrik dan baterai AS sudah melebihi $300 miliar. Angka itu menunjukkan betapa besarnya investasi yang tidak dapat ditarik kembali, sehingga justru berisiko apabila pasarnya melambat karena akan menjadi bumerang bagi industri otomotif AS sendiri.
“Apabila Trump memblokir masuknya perusahaan-perusahaan Tiongkok secara tidak langsung ke AS dan melonggarkan regulasi kendaraan swakemudi, perusahaan-perusahaan baterai (Korea) akan memperoleh keuntungan,” kata Han.