Hidayatullah.com– Seorang pengusaha kripto Brazil tewas ditembak dan tiga orang lainnya mengalami luka dalam peristiwa pembunuhan di Bandara Internasional São Paulo di Guarulhos.
Para korban dihujani peluru saat seorang pria bersenjata melepaskan tembakan dari dalam sebuah mobil hitam yang diparkir di luar terminal 2 bandara, yang sebagian besar digunakan untuk penerbangan domestik.
Polisi mengidentifikasi korban tewas adalah Antônio Vinícius Lopes Gritzbach, yang sebelumnya mendapatkan ancaman mati dari First Capital Command (PCC), sindikat kejahatan terkuat di Brazil, lansir The Guardian Jumat (8/11/2024).
Pihak kejaksaan menggambarkan Lopes Gritzbach sebagai seorang pengusaha yang berbisnis bitcoin dan mata uang kripto. Dia terjerat pidana pencucian uang, dan belum lama ini mengadakan tawar-menawar dengan jaksa setempat untuk mengungkapkan tentang hubungannya dengan organisasi kriminal tersebut dengan imbalan hukuman yang lebih ringan, kata polisi.
Polisi belum memastikan berapa jumlah pelaku bersenjata yang terlibat dalam serangan di bandara itu.
Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan keadaan setelah terjadinya serangan, dua korban tampak tergeletak di tanah.Dibentuk pada Agustus 1993, PCC berkembang menjadi organisasi kriminal yang paling ditakuti di Brazil. Mereka menguasai pasar perdagangan narkoba, rute-rute penyelundupan, kota-kota kumuh rawan kejahatan, serta penjara di berbagai daerah di Brazil. Mereka bahkan merambah hingga pedalaman hutan Amazon.
PCC juga aktif melakukan tindak kejahatan di beberapa negara Amerika Selatan lain, seperti tetangga Paraguay, di mana kelompok itu melakukan aksi-aksi perampokan bersenjata bernilai jutaan dolar, aksi pemboman, serta pembunuhan dengan target tertentu.
Beberapa tahun terakhir PCC menjalin kerja sama dengan organisasi kriminal internasional, bermitra dengan para penghasil kokain di Bolivia serta kelompok mafia Italia.
PCC memiliki ribuan anggota dan mengembangkan bisnis ilegalnya, termasuk penambangan emas di kawasan hutan tropis Amazon.
PCC menguasai salah satu rute penyelundupan paling penting, yang menghubungkan Bolivia dan Brazil dengan Eropa dan Afrika. Mereka membanjiri Eropa dengan kokain asal Amerika Latin, melakukan pembunuhan-pembunuhan dengan menaruh bom pada mobil dan terlibat baku tembak di berbagai tempat di Eropa.*