Hidayatullah.com– Pemerintah Italia hari Rabu (12/2/2025) membantah tuduhan bahwa pihaknya memata-matai jurnalis dan aktivis migran dengan menggunakan spyware buatan perusahaan Israel bernama Paragon Solutions, tetapi mengakui selama bertahun-tahun menggunakan jasa perusahaan tersebut.
Platform berbagi pesan WhatsApp milik Meta pada 31 Januari memberitahukan para penggunanya di seluruh wilayah Uni Eropa bahwa mereka menjadi target serangan spyware menggunakan teknologi dari perusahaan siber Israel Paragon Solutions.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Meta dari kantornya di Italia, WhatsApp mengatakan bahwa platformnya “diganggu” oleh spyware Paragon yang menarget sejumlah penggunanya, termasuk para jurnalis dan aktivis, lapor Associated Press.
Spyware Paragon buatan Israel tersebut memiliki teknologi pengintaian setara kemampuan militer.
Setelah koran The Guardian mengangkat isu itu ke publik, pemerintah Italia pada 5 Februari mengkonfirmasi bahwa sedikitnya tujuh ponsel orang Italia tersangkut dengan masalah itu dan pihaknya sudah meminta Badan Keamanan Siber Nasional, yang memberikan pertanggungjawabannya ke kantor perdana menteri, untuk melakukan investigasi. Dikatakan bahwa ponsel-ponsel lain yang terkena sasaran memiliki nomor berasal dari Belgia, Yunani, Latvia, Lithuania, Austria, Siprus, Republik Ceko, Denmark, Jerman, Belanda, Portugal, Spanyol, dan Swedia.
Berbicara kepada anggota majelis rendah parlemen Italia pada hari Rabu, Menteri Kabinet Luca Ciriani mengkonfirmasi bahwa pemerintah selama bertahun-tahun memiliki kontrak dengan Paragon Solutions untuk memberikan jasa pengumpulan informasi dan data intelijen guna kepentingan memerangi teroris dan ancaman lain yang membahayakan negara. Namun, Ciriani bersikukuh mengatakan bahwa tidak ada hukum yang dilanggar dan membantah bahwa pemerintah menggunakan teknologi itu untuk memata-matai jurnalis secara ilegal. Ciriani mengancam akan menggugat hukum pihak-pihak yang memberikan klaim sebaliknya.
The Guardian melaporkan bahwa Paragon menghentikan kontraknya dengan Italia setelah serangan spyware tersebut terungkap ke publik. Namun, Ciriani mengatakan bahwa kontrak jasa intelijen tersebut masih terus berlangsung.
Dilansir Associated Press, Koran Israel Haaretz melaporkan bahwa Paragon memiliki dua kontrak dengan Italia untuk Graphite, teknologi pengintaian setara kemampuan militer yang bisa meretas ponsel-ponsel pintar yang terenkripsi.*