Hidayatullah.com – Sebuah baku tembak sengit terjadi antara pasukan ‘Israel’ dan penduduk lokal di provinsi Daraa, Suriah setelah pasukan penjajah melakukan invasi ke wilayah tersebut. Aksi perlawanan warga terjadi di beberapa titik seperti di Hauran dan di dekat kota Nawa.
Melansir Quds News Network pada Rabu (03/04/2025), pasukan ‘Israel’ meluncurkan tembakan artileri dan tank ke arah Tell Al-Jomou di barat Daraa pada Rabu malam. Serangan tersebut dilakukan setelah invasi penjajah ke kota Nawa mendapatkan perlawanan dari penduduk setempat.
Sebuah video viral di media sosial menampilkan sebuah masjid di Daraa, melalui pengeras suaranya, mengajak penduduk lokal untuk melawan penyusup ‘Israel’ dan berjihad melawan mereka.
Pasukan penjajah ‘Israel’ mengubah arah setelah perlawanan tersebut, bergerak menuju Bendungan Tasil dan bukannya maju lebih jauh ke dalam hutan. Tidak ada korban jiwa atau kerusakan properti yang dilaporkan.
Drone-drone ‘Israel’ terlihat terbang di atas wilayah tersebut, menandai eskalasi gerakan militer zionis di sepanjang perbatasan Suriah dengan Dataran Tinggi Golan yang diduduki. Dalam beberapa bulan terakhir, ‘Israel’ telah berulang kali mengirim pasukan darat ke daerah pedesaan di provinsi Daraa dan Quneitra.
Pada Rabu malam, sebuah konvoi militer ‘Israel’ merangsek masuk Tell Al-Ahmar Al-Gharbi di pedesaan Quneitra. Pasukan masuk dari Dataran Tinggi Golan yang diduduki melalui jalan yang baru dibangun oleh pasukan ‘Israel’ sebagai bagian dari perluasan wilayah mereka.
Tell Al-Jomou adalah bukit yang sangat strategis, menjulang setinggi 200 meter di atas daerah sekitarnya. Bukit ini menghadap ke Sheikh Maskin di pusat kota Daraa di sebelah timur dan Wadi Al-Yarmouk di sebelah selatan.
Entitas zionis ‘Israel’ berulang kali menargetkan situs ini karena lokasinya yang strategis untuk militer dan intelijennya.
Penduduk setempat khawatir akan adanya eskalasi militer skala penuh, karena serangan ‘Israel’ telah menjadi kejadian sehari-hari.
Kementerian Luar Negeri Suriah mengutuk keras serangan terbaru ‘Israel’, dan menyebutnya sebagai pelanggaran hukum internasional dan kedaulatan Suriah. Kementerian melaporkan bahwa serangan udara ‘Israel’ menghantam lima lokasi berbeda dalam waktu 30 menit, menyebabkan kerusakan parah, termasuk kehancuran total Bandara Militer Hama dan sejumlah korban luka-luka di antara warga sipil dan tentara.
Pernyataan tersebut menekankan bahwa ‘Israel’ dengan sengaja mengacaukan stabilitas Suriah dan menghambat upaya rekonstruksi setelah 14 tahun perang. Suriah mendesak komunitas internasional untuk mengambil tindakan dan menekan ‘Israel’ untuk mengakhiri operasi militernya. Suriah juga meminta PBB untuk campur tangan dan mencegah pelanggaran lebih lanjut.*