Hidayatullah.com– Pada tahun 2024 sebanyak 18.121 orang penderita demensia alias pikun dilaporkan hilang di Jepang, dan 491 di antara mereka ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.
Angka itu turun 918 dari tahun sebelumnya, dan total sebanyak 273 saat ini masih dinyatakan hilang. Demikian menurut laporan Badan Kepolisian Nasional hari Kamis (5/7/2025) seperti dilansir Asahi Shimbun.
Berdasarkan kelompok umur, sebanyak 11.152 berusia 80-an atau lebih, mencakup 60 persen dari penderita demensia yang dilaporkan hilang. Kelompok usia 70-an tahun yang hilang mencapai 6.054 orang, kelompok usia 60-an sebanyak 777 orang, kelompok usia 50-an sebanyak 129 orang, dan kelompok 40-an mencapai 9 orang.
Dari para penderita demensia yang dilaporkan hilang sebelum 2024, sebanyak 16.942 di antaranya tahun lalu dikonfirmasi masih hidup. Dari jumlah itu, sebanyak 98,2 persen ditemukan dalam waktu 3 hari setelah pihak kepolisian mendapatkan laporan orang hilang. Dua orang dikonfirmasi hidup setelah lebih dari dua tahun dilaporkan hilang.
Pihak kepolisian untuk pertama kalinya melakukan survei di mana jasad-jasad mereka yang dilaporkan hilang tersebut ditemukan.
Menurut hasil survei, hampir 80 persen jasad mereka ditemukan dalam radius 5 kilometer dari tempat terakhir mereka dilaporkan terlihat. Dari jumlah itu, sebanyak 235 jasad ditemukan dalam radius 1 kilometer dan 147 jasad ditemukan dalam radius antara 1 dan 5 kilometer. Sebanyak 15 jasad ditemukan 50 kilometer jauhnya dari tempat mereka terakhir kali terlihat.
Tempat penemuan jasad yang paling sering adalah “sungai dan dasar sungai” (115 orang), “saluran irigasi dan parit” (79), serta “gunung dan hutan” (71).
Oleh karena banyak kematian terjadi di sekitar tempat orang-orang tersebut dilaporkan hilang, polisi mengatakan sangat penting untuk melakukan pencarian segera apabila ada orang penderita demensia yang menghilang.*