Hidayatullah.com—Dr. Zakir Naik, seorang dai internasional asal India, secara resmi memilih Malaysia sebagai tempat tinggal tetapnya sejak tahun 2016. Kepindahan ini bukan tanpa alasan.
Dalam sebuah wawancara eksklusif, pemilik nama lengkap Zakir Abdul Karim Naik di kanal YouTube dr. Ricard Lee, MARS berjudul “PODCAST PERTAMA DR. ZAKIR NAIK DI DUNIA?!”, ia mengungkapkan berbagai pertimbangan yang membuatnya mantap menetap di negeri jiran.
Berikut sepuluh alasan utama yang disampaikannya secara langsung:
1. Islam sebagai Agama Resmi Negara
“Islam adalah agama resmi negara,” kata Dr. Zakir. Meskipun hanya 63% penduduk Malaysia beragama Islam, negara ini menetapkan Islam sebagai agama resmi, berbeda dari banyak negara mayoritas Muslim lainnya yang tetap menganut sistem sekuler.
2. Tidak Dikuasai Negara Asing
“Malaysia adalah salah satu negara yang tidak dikendalikan oleh negara asing,” jelasnya. Kedaulatan ini menjadi alasan utama ia merasa lebih bebas untuk berdakwah di Malaysia.
3. Jauh dari Daerah Konflik
Malaysia dianggap relatif aman dibandingkan negara-negara Timur Tengah. “Negara ini jauh dari zona perang,” katanya, merujuk pada konflik berkepanjangan di negara seperti Suriah, Yaman, dan Palestina.
4. Ekonomi yang Stabil dan Biaya Hidup yang Terjangkau
Dr. Zakir menyebut biaya hidup di Malaysia jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara Barat atau Timur Tengah. “Biaya hidup di Malaysia jauh lebih murah,” ujarnya.
5. Sistem Ekonomi Syariah yang Kuat
Menurutnya, sistem keuangan berbasis Islam di Malaysia termasuk yang terbaik di dunia. “Sistem keuangan Islam di sini salah satu yang terbaik di dunia… lebih baik dari banyak negara lainnya,” katanya, menyoroti kemudahan seperti pengurangan pajak melalui zakat.
6. Kebebasan Menyuarakan Hak Muslim
“Saat ini jika saya ingin menyuarakan dukungan untuk Palestina, saya bisa lakukan,” katanya. Malaysia dinilai sebagai salah satu dari sedikit negara yang membela Palestina secara terbuka dan konsisten.
7. Lingkungan Hidup yang Lebih Islami
Dr. Zakir tinggal di Putrajaya, yang menurutnya lebih sesuai dengan syariat Islam. “Putrajaya adalah salah satu kota yang menerapkan syariah… tidak ada alkohol, tidak ada kehidupan malam,” katanya.
8. Dukungan Pemerintah terhadap Islam
Ia menyoroti keberanian Perdana Menteri Malaysia dalam menyuarakan dukungan terhadap perjuangan umat Islam. “Negara Muslim mana yang melakukan hal itu secara terbuka? Sangat sedikit,” ungkapnya.
9. Penghargaan terhadap Ulama dan Dai
Dr. Zakir merasa dihargai sebagai ulama di Malaysia. “Menurut saya, dari semua negara… Malaysia adalah negara terbaik yang tersedia untuk ditinggali,” ungkapnya penuh keyakinan.
Hidup Sederhana Meski Mampu
Meski memiliki banyak bisnis dan bisa membeli mobil mewah, Dr. Zakir memilih hidup sederhana. Ia mengaku hanya menghabiskan tidak lebih Rp 8 juta setiap bulan di Negeri Jiran ini.
“Saya tinggal di apartemen sederhana. Saya memilih mobil Toyota sederhana… $500 per bulan sudah cukup untuk saya dan istri saya,” jelasnya.
Di luar aktivitas hariannya di Malaysia, Dr. Zakir tetap aktif berdakwah ke berbagai penjuru dunia. “Tahun ini saya akan bepergian ke 15 negara… sembilan bulan saya berada di luar Malaysia,” ujarnya.
Meski tinggal di sebuah apartemen kecil, ia tetap berdakwah di saluran televisi miliknya, Peace TV, yang disiarkan dalam empat bahasa (Inggris, Urdu, Bangla, dan Arab).
Ceramah Dr. Zakir menjangkau lebih dari 200 juta penonton. Ia juga memiliki 24 juta pengikut di media sosial Facebook dan lebih dari 4 juta di YouTube.
Meski pendakwah, penerima King Faisal International Prize for Service to Islam (2015) – Penghargaan bergengsi dari Arab Saudi ini menghasilkan pendapatan jutaan dolar dari berbagai usaha bisnis—yang hanya dia kelola sekitar dua hari setiap bulannya.
Namun demikian, Dr. Zakir tidak pernah mengambil satu sen pun dari dana dakwah untuk kepentingan pribadi. “Saya tidak pernah menggunakan uang dakwah untuk pengeluaran pribadi saya sama sekali,” tegasnya.
Ia bahkan menegaskan bahwa dirinya menyumbangkan lebih dari 51% dari keuntungan bisnisnya setiap tahun untuk kegiatan amal.
Pilihan hidup sederhana, meski memiliki kemampuan untuk hidup mewah, merupakan bentuk nyata konsistensinya dalam meneladani Nabi Muhammad SAW.
“Kami berusaha mendekati gaya hidup Nabi… Beliau hidup jauh lebih sederhana dari kami,” tutupnya.
Pertengan Juni 2025 ini dr Zakir akan datang ke Indonesia dalam acara Acara bertema “Dr Zakir Naik Indonesia Lecture Tour 2025” yang bakal dihadir ratusan ribu penonton.
Menurut informasi dari situs resmi DZN Indonesia, jadwal ceramah Dr. Zakir Naik adalah sebagai berikut:
• 14 Juni 2025: Stadion Teladan, Medan
• 19 Juni 2025: Stadion Gelora Wijaya, Palembang
• 21 Juni 2025: Lapangan Tambak Sari, Surabaya
• 22 Juni 2025: Stadion Gajayana, Malang
• 25 Juni 2025: Stadion Manahan, Solo
• 28 Juni 2025: Stadion Pakansari, Bogor *
Baca juga: Dr. Zakir Naik Menjawab Mengapa India Takut Padanya