Hidayatullah.com–Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) Baitulmaal Hidayatullah (BMH) bersama dengan platform digital iBantu secara resmi meluncurkan platform crowdfunding berbasis blockchain.
Launching dilakukan dalam acara bertajuk “Berbagi di Era Digital: Transparansi dan Amanah untuk Masa Depan” di Jakarta, Kamis, 28 November 2024.
Peluncuran ini menandai tonggak baru dalam pengelolaan zakat, infak, dan sedekah, dengan penerapan teknologi mutakhir guna meningkatkan transparansi dan kepercayaan publik.
Blockchain untuk filantropi modern
Blockchain, teknologi pencatatan digital yang dikenal akan keamanan, transparansi, dan ketidakmampuannya untuk dimanipulasi, telah lama diterapkan di sektor keuangan.
Dengan mengadopsi teknologi tersebut, BMH ikut merevolusi cara lembaga filantropi mengelola dana umat. Setiap transaksi akan tercatat secara real-time dan dapat dilacak secara transparan, memastikan amanah dari para donatur tersampaikan dengan baik.
Ketua Dewan Pengurus BMH, Firmanza, menjelaskan bahwa penerapan teknologi ini merupakan langkah strategis dalam menghadapi tantangan kemiskinan di masa depan.
“Tahun-tahun ke depan akan menjadi ujian luar biasa. Namun, ini juga menjadi peluang untuk memperkuat sistem filantropi agar lebih efisien dan transparan, sehingga mereka yang berada di bawah garis kemiskinan dapat menerima manfaat secara langsung dan tepat sasaran,” jelas Firmanza.
Ia menambahkan, platform crowdfunding berbasis blockchain ini dapat menjadi model bagi semua pihak, termasuk pemerintah, BAZNAS, masyarakat, dan lembaga amil zakat lainnya. “Kami optimistis teknologi ini akan diimplementasikan lebih luas di masa mendatang,” tambahnya.
Peluncuran platform ini menjadi momentum penting dalam pengembangan ekosistem filantropi berbasis teknologi di Indonesia.
BMH bersama iBantu tidak hanya berkomitmen pada akuntabilitas dan transparansi, tetapi juga pada penguatan kolaborasi lintas sektor untuk menciptakan dampak sosial yang lebih besar.
Dengan dukungan teknologi blockchain, Firmanza menambahkan, BMH memastikan bahwa setiap rupiah yang disumbangkan akan dikelola dengan amanah, memberikan manfaat optimal bagi masyarakat yang membutuhkan, sekaligus membangun kepercayaan yang lebih besar antara lembaga amil zakat dan masyarakat.
Amanah dan dampak sosial
Presiden Direktur iBantu, Damar Hulan Osman, menyampaikan bahwa kerja sama ini mencerminkan komitmen kedua lembaga dalam menciptakan inovasi berbasis teknologi untuk memperluas dampak sosial filantropi.
“Dengan kebersamaan, kita bisa mewujudkan mimpi besar, menjadikan setiap langkah kolaborasi ini sebagai amal jariyah yang memberikan manfaat bagi umat sekaligus menjadi warisan berharga di masa depan,” ujar Damar.
Menurutnya, filantropi adalah cerminan cinta dan kepedulian, yang lebih dari sekadar kewajiban. “Filantropi menghubungkan hati yang memberi dengan jiwa yang menerima. Setiap kebaikan, sekecil apa pun, memiliki kekuatan untuk mengubah dunia,” tambahnya.
Damar juga menekankan pentingnya memanfaatkan teknologi dalam mewujudkan ekosistem filantropi yang lebih baik. “Platform ini adalah simbol dedikasi dan inovasi untuk menciptakan filantropi yang lebih transparan, aman, dan berdampak besar,” katanya.
Literasi zakat di era digital
Acara peluncuran ini turut dihadiri oleh Pimpinan BAZNAS RI, KH. Achmad Sudrajat, Lc., MA, yang menyampaikan apresiasi terhadap langkah inovatif BMH dan iBantu. Ia menyoroti pentingnya literasi zakat di masyarakat, terutama dalam menjangkau generasi digital.
Dia menjelaskan, teknologi berbasis IT memungkinkan kita memberikan edukasi tentang kewajiban zakat di mana pun mereka berada. Ini adalah langkah maju dari pendekatan konvensional yang membutuhkan interaksi fisik.
Sudrajat menambahkan, zakat memiliki makna yang mendalam, yaitu ziyadatul khair (bertambahnya kebaikan).
Banyak yang berpikir bahwa zakat mengurangi harta. Padahal, tegasnya, justru sebaliknya. Dalam konsep ilahi, zakat bertumbuh dan membawa keberkahan, baik bagi yang memberi maupun yang menerima.
“Saat bayar zakat, uang terkurangi dong. Padahal nggak. Karena, yang namanya zakat pasti konsep ilahinya an nubuw wa ziyadatil khair wa tazkir wa tazkiyah. Bertumbuh dan tertambahnya kebaikan,” tandasnya.*