Hidayatullah.com–Hari Ahad (18/05/2014), FTK-FSLJ-JMMTK Institut Tehnologi Surabaya mengadakan kajian bertema “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah”.
Acara tersebut bertempat di Ruang Utama Masjid Manarul Ilmi ITS ini menghadirkan pemateri Fuad Baswedan, Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Ali bin Abi Thalib) dan Ainul Yaqin, Sekretaris Majelis Ulama Indonesia Jawa Timur, menggantikan ketua MUI Jawa Timur yang berhalangan hadir.
Dalam paparannya, Ainul Yaqin menjelaskan jika MUI telah megeluarkan fatwa sebanyak dua kali terkait dengan keberadaan Sy’iah.
Pertama, di tahun 80-an, di mana MUI menyatakan bahwa Syi’ah adalah suatu paham yang berbeda jauh (180 derajat) dengan Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Menyikapi fatwa itu, pemerintah pun melakukan riset meski akhirnya tidak ada tindaklanjut di kemudian hari.
Kedua, ketika tahun 2012, di mana MUI menyatakan bahwa Syiah itu sesat dan menyesatkan.
Di sisi lain, Ainul Yaqin juga membahas Syiah dalam perspektif sejarah. Dimana secara bahasa Syiah berarti pengikut Ali bin Abi Thalib.
Hanya saja dalam perjalanan, akidah Syiah mengalami banyak masalah. Salah satunya adalah doktrin aqidah taqiyah, yakni berpura-pura.
Doktrin-doktrin seperti ini menurut Ainul Yaqin bisa ditemukan dalam beberapa kitab dan buku seperti; Kitab al-Kahfi dan buku Putih Syi’ah.
“Buku Putih Syi’ah kini sudah mencapai cetakan ketiga meskipun telah dipatahkan oleh beberapa asatidz Ponpes Sidogiri terkait dengan banyaknya penyimpangan di dalamnya,” demikian ujar alumnus program Pasca Sarjana PSDM Unair Surabaya ini.
Menurut Ainul Yaqin, seharusnya apa yang telah difatwakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang Syi’ah, pemerintah harus menindak-lanjutinya.
mengambil tindakan untuk mengisolasinya. Bukan memberikan ruang kepada mereka untuk bisa tetap eksis dan berkembang di Indonesia.
Sementara itu, dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Ali bin Abi Thalib, Fuad Baswedan mengatakan, aqidah taqiyah adalah sikap Syi’ah untuk menyembunyikan kebencian terhadap Ahlus Sunnah wal Jamaah dengan menampakkan dan memberikan dukungan kepada meskipun dalam kenyataannya tidak.
Lebih jauh, ia mengajak semua orang menyampaikan kepada teman, sahabat, kerabat dan saudara-saudara muslim lainnya yang belum mengetaui kesesatan Syi’ah.
“Terkhusus pesan buat mahasiswa maupun mahasiswi jangan tergiur dengan dengan iming-iming dihalakannya nikah mut’ah yang sejatinya tidak diperbolehkan dalam syari’at Islam,” kata Fuad.*/kiriman Achmad Fazeri (Surabaya)