Hidayatullah.com–Pesantren Mahasiswa (Pesma) Hidayatullah Kupang mengadakan training pelajar, mahasiswa/i, dan tokoh agama se-Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pelatihan yang diikuti 35 peserta ini diisi oleh Ustadz Anwari Hambali, dai asal Balikpapan, Kalimantan Timur dengan materi “Mensyukuri Nikmat Allah SWT”.
Acara yang digelar di Kesekretariatan Pimpinan Daerah (PD) Hidayatullah Kupang, Jalan CHR J MOOY No. 06 Kelapa Lima, Kupang, Ahad (31/03/2013) ini diikuti para pelajar Madrasah Aliyah Negeri 1 Kupang, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), pengurus PW Hidayatullah NTT, Wahdah Islamiah, Aqsha Working Group (AWG), dan MKS EO.
Dalam kajiannya, Ustadz Anwari Hambali mengurai Surat Ar-Rahman tentang banyaknya nikmat yang Allah SWT telah berikan kepada manusia. Namun, kata Ustadz Anwari, terkadang manusia lupa akan nikmat tersebut.
“Dalam Surat ar-Rahman, Allah SWT menyebut sampai 31 kali tentang nikmat Tuhanmu mana lagikah yang kamu dustakan?” ujarnya.
Akibat pendustaan ini, kata Anwari, tugas dan fungsi manusia sebagai khalifah di muka bumi itu telah hilang. Telah tertutupi oleh hawa nafsu dan keinginan yang semu tentang dunia ini.
“Manusia telah diberikan jasad, ruh, akal dan nafsu. Semua fasilitas telah dipersiapkan dengan begitu lengkap. Tetapi hanya sedikit sekali manusia yang ingin mensyukuri nikmat Allah SWT,” tutupnya.
Acara ini dimulai dari jam 20.15 -22.30 WITA. Pantauan Hidayatullah.com di tempat acara, tampak para peserta antusias mendengarkan pemateri. Waktu yang digunakan tak terasa sudah dua jam lebih.
Siddiq, Pengurus Masjid BTN Kolhua, Kupang menyatakan, acara training semacam ini perlu dilakukan secara berkala. Apa yang disampaikan pemateri, menurutnya, sangat baik dan mudah dimengerti oleh semua kalangan.
“Materi semacam ini masih minim di Kota Kupang, sehingga acara semacam ini perlu dilakukan sebulan sekali sesuai jadwal yang ada,” harap Siddiq yang juga tokoh agama setempat.
Menanggapi harapan masyarakat, Pengurus PD Hidayatullah Kupang Ustadz Syaiful Bahri merespon positif. Dia berjanji ke depannya akan terus melakukan kegiatan serupa.
“Karena mengingat kondisi umat Islam Kota Kupang dan sekitarnya masih butuh pencerahan hidup. Agar hidup lebih terarah dan pikiran jadi positif, salah satunya mensyukuri nikmat Allah SWT, sehingga menyongsong masa depan tidak suram dan buram,” tutupnya sembari berpesan.* Usman Aidil Wandan/Kontributor Hidayatullah.com di Kupang.