Hidayatullah.com–Awal Juni mendatang Aliansi Cinta Keluarga (AILA) Indonesia berencana menggelar kembali Training For Trainer (TFT) Feminisme dan Kesetaraan Gender dalam Perspektif Islam.
Acara yang menurut rencana akan bertempat di Arrahman Qur’anic Learning Islamic Center (AQL), Tebet, Jakarta Selatan ini merupakan kelanjutan dari Training For Trainer (TFT) yang pernah diadakan 27 Januari 2014.
Sekjen AILA, Rita Soebagio mengatakan, kelas TFT mendatang bersifat intensif.
“Kami mengundang kembali peserta TFT I untuk mengikuti kelas intensif ini,”katanya ketika ditemui hidayatullah.com seusai rapat internal AILA belum lama ini.
Agar lebih fokus, jumlah peserta akan dibatasi hingga 50 peserta perwakilan dari berbagai organisasi massa (ormas) Islam.
Beberapa pemateri yang dijadwalkan hadir seperti seperti Direktur Institute for The Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS), Dr Hamid Fahmy Zarkasyi, Ketua AILA, Bachtiar Nasir, Ketua Program Studi Pascasarjana Universitas Ibnu Khaldun, Dr Adian Husaini.
Pembahasan tafsir feminisme dalam pandangan Barat serta dampaknya terhadap Islam akan lebih mendalam dibahas. Hal itu termasuk keberadaan dan pengaruh kelompok Lesbian, Gay, Biseks, dan Transgender (LGBT) di Indonesia.
Setiap pekan, selama enam kali pertemuan, peserta akan masuk dalam sebuah lingkaran diskusi atau focus group discussion (FGD).
Mereka diarahkan membuat modul dan langkah kerja yang akan digunakan paska pelatihan ini.
Para peserta diharapkan menjadi duta AILA untuk kembali menyampaikan dampak feminisme terhadap Islam di masyarakat.
“Kita akan petakan bersama 50 peserta itu rencana bicara di keluarga-keluarga, taklim-taklim, kampus, bahkan anak-anak. Karena itu kami harapkan para peserta punya komitmen tinggi untuk menyebarkannya sesuai aktivitasnya di masyarakat,”jelas peneliti The Center for Gender Studies (CGS) itu.*