Hidayatullah.com–Pemanfaatan teknologi informasi di Indonesia masih amat terbatas untuk komunikasi personal atau hiburan. Padahal, kemajuan TI dapat mendorong kreativitas dan produktivitas. Hal itu mencuat dalam diskusi buku yang digelar STT Nurul Fikri, Sabtu (16/08/2014) kemarin.
Tampil dua penulis muda, Azhar Nurun Ala yang meluncurkan buku “Tuhan Maha Romantis” dan Diajeng Lestari dengan buku “HijUpreneurs”.
Keduanya mewakili tipe berbeda sebagai penulis fiksi dan wirausaha di sektor bisnis online. Tapi, keduanya membuktikan manfaat TI dalam pengembangan potensi diri.
“Saya banyak mendapat ide cerita dari pengalaman pribadi dan pengamatan langsung di lapangan. Selain itu berdialog dengan banyak orang. Namun, sekarang lebih mudah, kita bisa browsing pengalaman dari beragam pihak, bahkan yang berada di mancanegara sekalipun. Hal itu memperkaya setting cerita,” ungkap Azhar, mantan Wakil Ketua BEM Universitas Indonesia yang bertekad menjadi penulis profesional.
“Tuhan Maha Romantis” adalah novel kedua Azhar yang cukup laris. Karya pertamanya, “Ja(t)uh” telah dicetak ulang.
Kisah perjuangan Diajeng Lestari lain lagi, sebagai alumni perguruan tinggi favorit dia tertantang agar tidak menjadi sarjana yang pengangguran terselubung. Dia ingin menciptakan lapangan kerja, bukan hanya menjadi pegawai biasa. Keluarganya mendukung, termasuk kemudian suaminya yang juga bergerak di bidang TI.
“Semula hanya modal pribadi dan networking dengan beberapa kawan. Saya datangi satu per satu, tenant (produsen/kreator) untuk memasarkan produknya melalui kanal online (HijUp.com). Ada yang mencibir atau meremehkan, tapi saya tak putus asa. Sekarang, lebih dari 1,5 juta orang yang mengunjungi HijUp. Dan, jumlah tenant di situs belanja ini bertambah hingga 70 produsen,” ujar Diajeng yang berlatar pendidikan ilmu politik, tapi kemudian mendalami marketing research.
Perusahaan Diajeng dinilai sebagai model start up yang sukses, karena dalam tempo relatif singkat (2011-2014) telah membukukan omzet Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar dari berjualan busana muslim secara online.
Konsumennya berasal dari daam dan luar negeri. Dua puluh persen pemesan busana muslim di Hij-Up berasal dari mancanegara, seperti Malaysia, Singapura, serta Timur Tengah.
Selain acara bedah buku, berbagai acara juga diselenggarakan guna menyambut dies natalis tahun kedua STT Nurul Fikri ini. Sebelumnya, juga diadakan diskusi ilmiah dengan menampilkan beberapa nara sumber: Prof. Dr. Ing Kalamullah Ramli, M.Eng (Dirjen PPI Kementerian Kominfo), Dr. Warsito, M.Eng (Ketua Umum MITI dan Penemu alat pembasmi kanker berbasis tomografi), Dr. Subahi Idris (Sekretaris Pelaksana Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta IV Jawa Barat), dan Dr. Prihandoko (Pakar Pendidikan Teknologi Informasi).
“Layanan TI sebagai penopang utama industri ekonomi kreatif memberikan sumbangan yang cukup signifikan, yaitu sebesar 7 persen dari PDB Indonesia. Karena itu, Kementerian Komunikasi dan Informasi tak hanya mendorong pengembangan internet yang sehat dan aman, melainkan juga produktif dan kreatif,” ujar Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kemenkoinfo, Prof. Dr. Kalamullah Ramli, yang menjadi keynote speaker.
Sementara itu, penemu alat deteksi kanker berbasis tomografi, Dr. Warsito P, Taruno, menantang sivitas akademika STT Nurul Fikri untuk memelopori berbagai terobosan dengan optimalisasi TI.
Pusat riset (CTECH Labs Edwar Technology) yang dipimpin Warsito kini dilai telah berhasil menguji alat deteksi dan terapi kanker. Sekarang sedang dikembangkan alat pembaca pikiran manusia melalui digitalisasi kerja otak, bekerjasama dengan Universitas Kyoto, Jepang. Terbukti, kreativitas dan produktivitas ilmuwan Indonesia tak kalah dibanding mancanegara.*/ Nauval Zidny, STT Nurul Fikri