Hidayatullah.com–Sekolah Pemikiran Islam (SPI) #IndonesiaTanpaJIL memulai kuliah perdananya di Aula Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS), di bilangan Kalibata, Jakarta Selatan, pada hari Kamis (11/09/2014) kemarin.
Kuliah ini dihadiri oleh setidaknya 50 orang aktivis dari berbagai lembaga dan organisasi dakwah se-Jabodetabek.
Dengan mengangkat tema perang pemikiran (ghazwul fikri), SPI menghadirkan Wido Supraha, M.Si. sebagai narasumber dalam diskusi yang cukup interaktif.
Para peserta pun tampak serius mendengarkan setiap materi yang diberikan oleh pembicara yang sedang menempuh pendidikan doktoral di Universitas Ibn Khaldun Bogor ini.
“Perang pemikiran telah terjadi sejak zaman Adam as hingga sekarang. Jadi, sejak dulu manusia terhasut dan terperdaya hingga jauh dengan Allah karena adanya perang pemikiran ini,” ungkap Wido.
Dalam silabus SPI, ghazwul fikri merupakan tema pertama yang mengawali perkuliahan yang dijadwalkan selama tiga bulan ini.
“Tema ini diangkat di pertemuan pertama supaya semua peserta SPI menyadari kewajibannya sebagai aktivis dakwah untuk terjun ke dalam medan perang pemikiran,” ungkap Akmal Sjafril, Ketua Div. Litbang ITJ Pusat.
Tema tentang perang pemikiran ini memang kerap diangkat oleh ITJ. Secara spesifik, pemikiran-pemikiran sekularisme, liberalisme, dan pluralisme (Sepilis) tak pernah luput dari perhatian para aktivis ITJ.*/kiriman Zalqornaen Ramdhana S. Gufron