Hidayatullah.com– Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Batam kembali menyelenggarakan acara Sarasehan IV Pendiri dan Perintis Hidayatullah dengan tema “Menggali Pemikiran dan Kiprah Abdullah Said”, Sabtu (12/08/2017).
Acara ini bertempat di Kampus II Tanjung Uncang, Batam, Kepulauan Riau, dan berlangsung selama tiga hari.
Dalam pembukaan acara, Ketua Yayasan Jamaluddin Noor mengatakan, ide dan pemikiran Ustadz Abdullah Said, sang pendiri ormas itu, sangat berharga, sehingga perlu upaya untuk mewariskan hal itu kepada kita generasi pelanjut.
“Gagasan besar beliau tidak bisa dibeli dengan harga berapapun. Maka, dari pendiri dan perintis gagasan itu harus digali,” jelasnya.
Baca: Gubernur Kaltim: Hidayatullah Mitra Pemerintah dalam Pencerahan Mayarakat
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) ormas itu, Nashirul Haq, menyampaikan tujuan dari acara ini yaitu untuk merekam pemikiran dan kiprah Abdullah Said.
“Umat akan bertanya, seperti apa konsep perjuangan Hidayatullah? Pertanyaan ini tidak bisa dijawab spontan hanya mengandalkan fakta lapangan. Harus ada sistem penjelas yang berasal dari penggagasnya,” jelasnya.
Acara yang diadakan di Gedung Asia Raya Ormas ini, dihadiri Pimpinan Umum, serta seluruh pendiri dan perintis Ormas.

Dirjen Bimas Islam Resmikan Asrama Pondok Tahfizh
Sebelumnya, Yayasan tersebut menggelar peresmian Asrama Pondok Tahfizh Arrahman Putra dan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Masjid Abdullah Said di Kampus III, Marina, Batam, Sabtu (12/08/2017).
Peresmian dilakukan oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Muhammadiyah Amin.
Dalam sambutannya, Muhammadiyah Amin menekankan pentingnya menghafal al-Qur’an bagi generasi muda. Ia kemudian mencontohkan Musa, juara hafizh cilik Indonesia.
“Belum sampai umur tujuh tahun, sudah hafal 30 juz, bukan juz 30. Bahkan mengharumkan nama Indonesia di mancanegara,” tukasnya.
Oleh karena itu, lanjut Dirjen, upaya membangun pesantren tahfizh harus didukung penuh.
“Kalau perlu, anak-anak penghafal ini, diberi beasiswa untuk melanjutkan kuliah di perguruan tinggi Islam Indonesia, yang ia sukai atau belajar ke luar negeri,” lanjutnya memberi semangat.
Baca: Batam Dinilai Cocok Jadi Gerbang Dakwah Ormas Islam ke Asia
Dalam kesempatan yang sama, Nashirul Haq juga menyampaikan pentingnya melahirkan generasi penghafal al-Qur’an.
Nashirul menyebut, para ulama dan ilmuan Muslim dahulu, sebelum menguasai disiplin ilmu lainnya, mereka menghafal al-Qur’an terlebih dulu.
“Imam Syafi’i, yang masih sangat belia di bawah bimbingan ibunya langsung dalam menghafal al-Qur’an. Demikian juga ulama lainnya,” ungkapnya.
Dengan al-Quran, lanjutnya, maka bangsa ini akan terbangun jiwa dan spiritnya. Pembangunan fisik dan infrastruktur akan bermanfaat jika dipimpin dan dikelola oleh generasi yang tercerahkan spiritualnya, tutupnya.
Di akhir acara, diadakan pelepasan balon udara sebagai bukti peresmian asrama tahfizh, kemudian dirangkai peletakan batu pertama pembangunan Masjid Abdullah Said. Acara berlangsung meriah dalam suasana hujan.* Kiriman Azhari