Hidayatullah.com–Krisis multidimensi yang melanda negeri ini dinilai sulit diatasi jika hanya disandarkan kepada pemerintah semata.
Perlu ada partisipasi masyarakat dan dalam beberapa ormas, gerakan ke arah tersebut dinilai sudah lama berjalan dengan aneka ragam bentuknya.
Di Hidayatullah ada yang namanya halaqah yang menjadi basis gerakan kultural yang memompa semangat spiritual dan intelektual kader.
“Luar biasa pengaruh halaqah, yang tidak saja mampu menjadi penempaan ruh spiritual tetapi juga pengaruh positif bagi lingkungan sekitar, terutama dalam menghidupkan budaya belajar dan beribadah yang baik,” demikian salah satu materi Mabit Bersama Hidayatullah JABODETABEK bertema “Refleksi Hijrah: Halaqah sebagai Basis Gerakan Kultural Menuju Tegaknya Peradaban Islam”
Acara ini ini dihadiri 500 peserta di Masjid Ummul Qurro Depok.
Sementarai itu, Ketua Umum Hidayatullah, Dr. Abdul Mannan menegaskan bahwa halaqah adalah bagian dari sejarah bangsa Indonesia.
Halaqah di jaman penjajahan juga ada dan targetnya adalah menolak penjajahan yang dilakukan oleh Belanda.
“Hari ini, halaqah harus bisa juga menjawab tantangan kenegaraan, berupa krisis yang multidimensional, termasuk bagaimana halaqah bisa menjawab tantangan ekonomi negara dimulai dengan pemberdayaan ekonomi anggota halaqah itu sendiri. Jadi bisa melalui kultur berhalaqah, kita ikut juga membangun bangsa dan negara,” imbuhnya.
Namun demikian, Mannan tetap menekankan bahwa semua tetap harus dilandasi iman dan ilmu, sehingga halaqah, meski secara kasat mata terlihat sebagai gerakan kecil, namun disana berlangsung perpaduan intelektual, spiritual dan emosional yang dinamis, yang diyakini mampu menjaga kestabilan masyarakat secara mental dalam merespon segala macam bentuk krisis dan ketidakstabilan sosial, sehingga dalam kapasitasnya gerakan kultural ini setidaknya tidak menambah beban moral pemerintah.*/kimiran Ibnu Suradi