Hidayatullah.com– Acara pengarahan dan pelepasan calon mahasiswa Indonesia penerima beasiswa Universitas Islam Madinah (UIM)-Kerajaan Saudi Arabia bertempat di Masjid Agung At-Tin TMII, Jakarta. Acara berlangsung dari jam 10.00- 17.20. Acara tersebut diadakan oleh Jam’iyyah Ar-Rahmah Indonesia di Jakarta, Senin (02/10/2017).
Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin, Duta Besar Kerajaan Saudi Arabia di Indonesia, sejumlah tokoh alim ulama di Indonesia seperti Ustadz Zaitun Rasmin, KH Bachtiar Nasir, sejumlah alumni UIM, dan calon mahasiswa UIM tahun akademik 1438-1439 H/2017-2018 mengikuti acara itu.
Baca: Menag dan Dubes Saudi Lepas Calon Mahasiswa Universitas Islam Madinah di Jakarta
Dalam acara pengarahan dan pelepasan ini, Menteri Agama dan Duta Besar Kerajaan Saudi Arabia di Indonesia melepaskan kurang lebih 325 calon mahasiswa yang menerima beasiswa di UIM dari 2.000 pendaftaran pada tahun 2015.
“Ini merupakan angkatan terbanyak selama penerimaan mahasiswa Indonesia yang akan belajar di Universitas Islam Madinah,” ujar Abdullah Baharmus dari Jam’iyyah Ar-Rahmah Indonesia.
Ia pun berpesan, “Dalam menuntut ilmu di Madinah ada dua yang harus diingat, yaitu merupakan nikmat dan amanah. Nikmat karena bisa belajar di kota Nabi dan amanah ketika kita belajar, harus bersungguh- sungguh karena nanti kita pulang ke Indonesia menjadi pencerah bagi masyarakat di Indonesia.”
Menag Lukman memberikan apresiasi untuk pemerintah Saudi Arabia karena telah memberikan beasiswa kepada masyarakat Indonesia.
Menag juga memberikan apresiasi untuk Jam’iyyah Ar-Rahmah Indonesia karena telah membantu calon mahasiswa Indonesia yang mendapatkan beasiswa belajar ke UIM dalam urusan pemberkasan.
“Kita adalah orang-orang pilihan, jadi yang memilih kita bukan saja Universitas Islam Madinah, bukan juga Saudi Arabia, akan tetapi juga Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memilih kita,” ujar Lukman.
Menag mengajak para penerima beasiswa untuk mensyukuri atas apa yang telah mereka peroleh. Cara mensyukurinya dengan memanfaatkan dengan serius dan maksimal dalam belajar di Madinah sana, agar menjadi yang terbaik dan bermanfaat. Dan juga harus menjaga nama baik perguruan tinggi, universitas di Madinah, dan juga negara Indonesia.* Kiriman Muhammad Fadhlul Mujahid