Hidayatullah.com– Kediri, Jawa Timur, di pagi yang masih memberikan kesejukannya, para warga sudah berkumpul di rumah Ustadz Ali Mustofa, salah seorang tokoh dan ulama di Desa Margo Urip. Mereka akan mengikuti kegiatan Dauroh al-Qur’an yang diselenggarakan oleh PKPU bekerjasama dengan Komunitas ODOJ (One Day One Juz). Rumah beliau cukup luas, hingga mampu menampung maksimal 110 orang.
“Dauroh al-Qur’an ini merupakan salah satu cara memotivasi masyarakat agar kian cinta dengan al-Qur’an, dan membimbingnya secara insentif dalam pengajian rutin yang dikelola,” kata Ustadz Nawawi selaku tokoh dai Kediri, Ahad (07/09/2014).
Dalam acara tersebut juga dibagikan sebanyak 53 paket sembako untuk warga dhuafa donasi dari Muslim Kagoshima, Jepang, dan Ibu Pipih, Brunei Darussalam. Sebagai bentuk kepedulian dari warga Muslim di negara lain kepada warga dhuafa di Kelud.
“Ini merupakan amanah yang harus disalurkan. Sekecil apapun pemberian, kita akan menyalurkan dengan memaksimalkan manfaatnya buat masyarakat,” kata Bramadji Abu Abdurrahman selaku Penanggung Jawab Program Dakwah PKPU dalam rilis panitia kepada hidayatullah.com.
Rangkaian Panjang Kegiatan
Jika dirunut 3 bulan terakhir, kegiatan PKPU bersama Komunitas ODOJ di Kelud, kegiatan Dauroh Alqur’an ini merupakan penutup dari rangkaian panjang kegiatan Ramadhan-Syawal bagi warga Kelud di Kecamatan Puncu dan Ngancar, Kediri.
Bermula dari kegiatan menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1435 H. Sejak 5 Juni hingga 22 Juli 2014 berlangsung kegiatan aksi sosial mandiri yang melibatkan masyarakat dan relawan Kader Peduli Lingkungan (KPL). Seperti perbaikan pipa-pipa air milik warga yang rusak akibat erupsi Kelud, perbaikan rumah dhuafa, dan ceramah pembekalan fiqih shiyam yang dipusatkan di desa Puncu dan Margo Urip.
Lalu acara Halal Bihalal pada 5 Agustus 2014 bersama warga dan seluruh relawan KPL. Yang diakhiri dengan kegiatan Dauroh Al-qur’an dan pembagian paket sembako untuk warga dhuafa pada Ahad (07/09/2014).
Pasca erupsi Kelud, PKPU bekerjasama dengan Komunitas ODOJ telah merintis upaya rehabilitasi masyarakat melalui penguatan kegiatan keagamaan dan kepedulian terhadap lingkungan. Sehingga masyarakat diarahkan lebih berdaya untuk mengatasi masalahnya sendiri, baik secara mandiri ataupun melalui bantuan pihak ekternal yang dikelola secara bertanggung jawab.
Langkah kader-kader KPL bukan tanpa hambatan. Ada saja tuduhan negatif yang diarahkan kepada mereka. Sebagaimana disampaikan Mono, selaku penggerak KPL di wilayah Sempu.
“Kita tambah bersemangat untuk terus beramal sebagai bukti bahwa kita lahir dari keprihatinan masyarakat Kelud. Peduli kepada masyarakat Kelud dan bersama-sama dengan masyarakat membangun desa tanpa pamrih,” ujar Mono.
Namun di balik semua itu, masyarakat bersama relawan KPL kian solid melakukan rehabilitasi pasca bencana hingga hari ini.* Kiriman bram/kis/pkpu