Hidayatullah.com– Luqman al Hakim Islamic Boarding School Hidayatullah Surabaya menggelar wisuda tahfizh Al-Qur’an. Sebanyak 60 santri program tahfizh Qur’an mengikuti proses wisuda. Terbagi 4 santri dengan hafalan 30 juz bersanad. Selebihnya terbagi wisuda tahfizh kategori 20, 15, 10, dan 5 juz, pada Sabtu (28/11/2020).
Untuk menjadi hafizh Qur’an bukan hal mudah. Santri berjibaku dengan segala kesulitan saat menghafal. Dukungan guru dan orang tua menjadi penentu kesuksesan santri dalam menghafal Qur’an.
Di tengah kondisi Covid ini, santri boarding school yang ada di Surabaya timur ini tetap semangat menghafal Qur’an. Kata Ustadz Samsudin, Kepala Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya, menghafal Qur’an itu sulit, begitu juga memelihara hafalannya pun juga sulit.
“Menghafal Qur’an itu tidak mudah, begitu juga memeliharanya,” katanya. Maka dari itu, lanjutnya, ia berpesan kepada santri agar terus menjaga hafalannya di saat shalat tahajud setiap malam.
Di tempat yang sama, Syeikh Ahmadi al Yamani, pengajar program tahfizh Qur’an menyampaikan pesannya agar santri tidak berhenti belajar, menjaga kalamullah, dan selalu berjuang untuk menuntaskan hafalan.
“Jangan membuang waktu dengan banyak bermain. Manfaatkan waktu sebaik mungkin untuk menghafal dan menjaganya,” pesan lelaki asal Yaman itu.
Karena kondisi pandemi, acara yang biasanya dihadiri orang tua santri, digantikan dengan acara secara online. Seluruh orang tua menyaksikan prosesi wisuda melalui aplikasi.
Salah satu orang tua santri yang putranya ikut wisuda, Radi Saputro mengatakan, teruslah menghafal Qur’an. Karena ada hal yang luar biasa bagi anak yang menghafal Qur’an. “Memberikan mahkota kehormatan kepada orangtua di akhirat nanti,” pesannya.
Lelaki yang juga pengajar di salah satu perguruan tinggi di Gresik itu juga menyampaikan, “karantina” yang dilakukan pesantren selama bertahun-tahun untuk menghafal Qur’an bukan proses yang mudah. Ia berterima kasih mewakili orang tua atas proses yang dilakukan oleh pihak pondok pesantren.
Meski tidak bisa menghadiri prosesi wisuda, orang tua memberikan hadiah kepada putranya. Sebagai bentuk penghargaan dan rasa sayang kepada putranya atas pencapaian hafalan Qur’an putranya.* Wahyu