Hidayatullah.com– Bertempat di gedung utama Pesantren Hidayatullah Kebumen, Jawa Tengah, Sabtu (28/11/2020) Pemuda Hidayatullah mengawali pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Virtual. Acara pembukaan itu dihadiri oleh beberapa pengurus dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Hidayatullah, pimpinan Dewan Pengurus Daerah Istimewa Yogyakarta, Ketua Umum Pemuda Hidayatullah dan jajarannya, serta seluruh Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Hidayatullah, seluruh Indonesia.
Dijelaskan oleh Mazlis B Mustapa, Sekretaris Jenderal Pemuda Hidayatullah, bahwa Rakernas kali ini sengaja diselenggarakan secara virtual, mengingat masih belum redanya wabah Covid-19. Karena itu, yang diundang sebagai peserta dalam kegiatan kali ini, hanya ketua pimpinan wilayah.
“Sedangkan pengurus wilayah yang lain. Termasuk para pimpinan dan pengurus Pimpinan Daerah (PD) mengikuti secara virtual di daerah masing-masing,” jelasnya.
Dalam sambutan pembukaan Rakernas, Imam Nawawi, Ketua Umum Pemuda Hidayatullah, mengingatkan para seluruh anggota untuk bersungguh-sungguh dalam menjalan amanah. Mengingat tantangan ke depan tidak lah ringan. Termasuk dalam hal ini, menyiapkan generasi pelanjut.
“Kita, hari ini hadir sebagai Oemuda Hidayatullah, merupakan hasil dari pembinaan ‘orangtua kita’. Sebab itu, kita pun saat ini harus berpikir, bagaimana melahirkan generasi pelanjut, sehingga organisasi terus bisa berkembang dan memberikan pengaruh di tengah masyarakat,” tegas Imam.
Supaya berhasil mewujudkan itu semua, maka meneladani langkah-langkah yang telah ditempuh oleh orang-orang terdahulu, para Sahabat, terutama Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, haruslah ditapaki.
“Kita baca sejarah akan kompleksitas permasalahan bangsa Arab. Dalam kondisi demikian, wahyu yang pertama turun berbicara masalah aqidah. Tentang iqra’. Membaca. Artinya, gerakan inilah yang harus kita pertajam,” kata penulis buku Mindset Surga ini.
Sementara itu Kepala Departemen Organisasi DPP Hidayatullah Asih Subagio, menyinggung akan pentingnya merancang program-program strategis untuk masa depan, dan mengingatkan tidak gampang bernostalgia dengan masa lalu.
“Perbedaan mendasar pemuda dengan generasi tua itu; kalau pemuda berbicara masa depan. Kalau generasi tua, membicarakan masa lalu. Jadi, bila ada generasi muda sibuk membicarakan masa lalu, berarti ia berjiwa orang tua,” gugahnya, yang disambut gelitik tawa para hadirin.
Hal lain yang diingatkan oleh sang ustadz dalam sambutannya, pentingnya pemuda memiliki spesialisasi diri. Bila hal ini tidak dimiliki, maka pemetaan gerakan akan sulit dilakukan sehingga ritme gerak organisasi tidak bisa berjalan dengan baik.
Langkah ini, kata Subagio, sejatinya telah pula diteladankan oleh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Tentang bagaimana beliau memberi julukan Sahabat-sahabatnya, sesuai dengan kelebihan yang mereka miliki. Seperti Khalid bin Walid yang disebut Syaifullah yang artinya pedang Allah, karena kemahirannya dalam menyusun strategi berperang. Ada lagi Umar dilebeli al-Faruq, karena ketegasannya dalam menegakkan al-Haq dan al-Bathil. Dan sebagainya.
“Jadi mulailah menggali potensi diri. Asah sedemikian rupa. Itulah yang kemudian akan menjadikan gerakan pemuda progresif dan revolusiner di masa mendatang,” tegasnya.
Rakernas Pemuda Hidayatullah akan dilaksanakan selama dua hari; Sabtu dan Ahad (28-29 November, 2020). Selain mengadakan rapat kerja, pengurus juga akan mengadakan beberapa seminar kepemudaan. Rakernas digelar dengan protokol kesehatan dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19.* (Khairul Hibri)