Hidayatullah.com—Konsep jahiliah (kebodohan) tidak berbicara tentang kejahilan ilmu duniawi dan sains. Namun jahiliyah menurut pandangan Al-Quran.
“Dalam konsep Jahiliah terdapat empat jenis jahil yang disebutkan dalam Al Qur’an, yaitu jahil aqidah, jahil hukum, jahil akhlak, dan jahil sosial,” kata Ahmad Rofiqi, Lc. M.Pd.I, pemateri dalam kuliah ke-9 Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Bandung, Kamis malam (27/10/2022) yang dihadiri oleh 19 peserta.
Pada pertemuan di Masjid Istiqamah tersebut, Rofiqi memaparkan materi tentang Masyarakat Jahiliah. Alumni Prodi Quran Kuliyah Dakwah Islamiyah Tripoli Libya itu pun menegaskan jahiliah yang dimaksud al-Quran bukan kebodohan sains, tetapi lebih kepada akhlak.
“Jahiliah itu bukan berarti kebodohan dalam tingkatan ilmu pengetahuan (sains). Di dalam Al Qur’an, jahiliah disematkan pada empat perilaku: berprasangka buruk pada Allah, berhukum pada selain Allah, berakhlak buruk, dan fanatisme sosial,” ungkap pendiri Pesantren Tamaddun Jatinangor itu.
“Mengetahui makna jahil ini sangat penting karena kita dapat mengetahui aspek perubahan yang terjadi setelah Islam datang,” lanjutnya.
Rofiqi menjelaskan bahwa jahil itu utamanya bermakna dua, yaitu (1) ketidaktahuan dan (2) kesalahan dalam berpikir. Kesalahan berpikir inilah yang menyebabkan adanya kekufuran. Kekufuran yang dimaksud adalah sifat yang ditempelkan pada suatu kaum yang tidak mengerti agama (Islam) dan tidak mengerti tauhid.
“Maka dari itu, yang pintar sains pun belum tentu bebas dari sifat jahil,” simpul Rofiqi.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Hadiyan, salah seorang peserta kuliah, mengatakan bahwa kelas kali ini membuatnya paham bahwa jahiliah itu bukan tentang masyarakat yang bodoh secara sains. “Jahiliah juga tidak terkait dengan suatu masa tertentu. Pada masa kini, bahkan seorang muslim pun bisa dikatakan jahil ketika terjadi kesalahan dalam berpikir, yaitu menentang hukum-hukum Allah,” ujarnya.*/Trianka Priya Utama