Hidayatullah.com– Indonesia kembali melebarkan sayapnya ke dunia internasional melalui prestasi santrinya. Pasalnya empat orang santriwati Tazkiyah Internasional Boarding School (IBS) berhasil menorehkan tinta emas di ajang lomba bergengsi di Qatar.
Lomba tersebut bertajuk 4th International School Arabic Debating Championship, lomba yang bertujuan untuk memajukan pemimpin di Qatar dan berbagai belahan dunia melalui forum debat bahasa Arab dan juga bahasa Inggris. Waktu pelaksanaan lomba pada 8-11 April 2018.
Lomba ini diikuti oleh empat orang santriwati yang berhasil memenangkan juara pertama, setelah mengalahkan perwakilan Pakistan ketika babak final. Juga berhasil mendapatkan gelar Best Speaker kategori Non-native, di antaranya; Aqidatul Izza Rahayu sebagai peraih Best Speaker juara pertama, disusul dengan kedua temannya yaitu Aftina Zakkiya Wafda juara kedua, dan Nuriya Lailatus Sakinah juara ketiga.
Baca: Santri Indonesia Berprestasi pada Musabaqah Hafalan Al-Qur’an Internasional
Perjuangan mereka tidaklah mudah, sebab persiapan mereka terhitung hanya empat bulan saja saat itu. Mereka yang lebih menguasai bahasa Inggris, juga masih agak awam mengenai bahasa Arab dan dunia debat. Mereka harus terus mempelajarinya, baik itu nahwu shorof, cara memberikan hujjah yang baik dan lain sebagainya.
Mereka beranggotakan empat orang yaitu Aftina Zakiya Wafda, Shofiah Ahmad Dzaky, Nuriya Lailatus Sakinah, dan Aqidatul Izza. Dan diarahkan oleh Agung Muttaqin sebagai guru pembimbing mereka.
Persiapan mereka dimulai sejak bulan Januari yang dimulai dengan melihat cuplikan-cuplikan video, dengan maksud agar dapat memahami cara pengucapan bahasa yang baik dan benar.
Baca: Izun, Santri Berprestasi, Penemu Arah Kiblat dan Mata Angin
Setelah berbagai pelatihan telah didapatkan, satu bulan sebelum lomba dilaksanakan interview yang dikelompokkan menjadi dua yaitu, Native dan Non-native. Dan peserta dari Indonesia mengikuti interview kelompok Non-native, atau kelompok yang dikategorikan bukan berasal dari negeri Arab.
“Tapi juga dilihat dari kemampuan bahasa Arab mereka, seperti halnya Singapura dan Malaysia yang dimasukkan ke kategori Native,” ujar salah seorang peserta acara yang diwawancarai pada 14 April 2018.
Kategori Non-native sendiri diikuti oleh Indonesia, Brazil, Amerika, Britania, dan negara lainnya.
Sebelum lomba dilaksanakan, mereka mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan forum debat dengan Republik Ceko sebagai lawan uji coba. Alhasil, dalam forum percobaan ini Indonesia telah mampu memperoleh hasil yang sangat bagus. Setelah itu barulah forum debat yang akan diambil penilaiannya.
Baca: Dua Santri SD Hidayatullah Raih Juara Sains dan Matematika Internasional
Sistem debat yang dilaksanakan adalah sistem grup. Indonesia mendapatkan lima forum debat yang berujung ke babak final, mempertemukan Indonesia dengan Pakistan, hingga akhirnya Indonesia berhasil merebut gelar juara.
“Semoga, untuk Indonesia pencapaian ini bukanlah menjadi prestasi yang terakhir, akan tetapi menjadi awal yang baik yang bisa diteruskan oleh generasi penerus kita,” ujar salah satu peserta yang berhasil merebut juara satu di ajang lomba internasional.
Dan yang diharapkan juga agar Indonesia mampu memberikan apresiasi yang baik kepada setiap kader emas bangsanya.* Kiriman Azzam/Ragil/Idham Fahreza
Baca: Juara 1 Fisika Kompetensi Sains se-NTT, Santri di Kupang Kaget