Hidayatullah.com—Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh kerjasama dengan DPP Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) ACEH adakan kegiatan “Saweu dan Peugléh Komplek Makam Ulama Aceh, Syekh Syiah Kuala. Acara diselenggarakan hari Ahad,18 September 2022 di Gampong, Deah Raya, Syiah Kuala, Kec. Syiah Kuala, Kota Banda Aceh.
Adapun sejumlah agenda kegiatan, tausyiah tentang biografi Syekh Abdurrauf as Singkili (Syiah Kuala) peran, keulamaan dan ketokohannya disampaikan oleh Tgk H Bulqaini Tanjungan, ulama dan pemerhati jejak peninggalan ulama Aceh. Tgk Tarmizi A Hamid mewakili dari kolektor manuskrip dan budayawan Aceh. Azwar Ramnur, MA penulis buku biografi Syiah Kuala.
Selanjutanya shamadiah dan ziarah serta gotong royong membersihkan area komplek makam dan ditutup dengan makan jamuan khanduri. Koordinator acara, Dr Teuku Zulkhairi, MA mengatakan, kegiatan perdana ini mendapat sambutan luar biasa dari kalangan mahasiswa terbukti hampir semua perguruan tinggi mengirim mahasiswanya.
“Yang hadir ada dari Unsyiah, UIN Arraniry, STAI Tgk Chik Pante Kulu, Univ. Serambi Mekkah dan lainnya,” katanya.
Dina Yuliana, mahasiswi UIN Arraniry mengatakan, ia menyambut baik kegiatan ini, senang dan bersyukur bisa hadir disini. “Semoga kawan-kawan lain juga berziarah kesini.”
Reza dari pramuka Universitas Syiah Kuala, mengatakan menyambut baik program saweu makam ulama ini. Hal ini dinilai membantu kawan mahasiswa memperkenalkan ulama Aceh.
“Alhamdulillah, kegiatan ini adalah bentuk upaya kita untuk tetap menjaga dan melestarikan cagar budaya. Ini salah satu ikon wisata religi, karena dari data yang kami dapat, banyak pengunjung yang hadir di sini,” ujar Kadisbudpar Aceh, Almuniza Kamal.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Ia berharap, kolaborasi bersama ISAD Aceh dan para mahasiswa-mahasiswi seperti ini terus berlanjut. “Kegiatan seperti ini harus terus berlanjut, supaya destinasi religi atau cagar budaya selalu terjaga, karena kekuatan (pariwisata) kita adalah di destinasi syariah (religi),” katanya.
Almuniza menilai, menjaga kebersihan cagar budaya atau makam ulama terdahulu merupakan langkah awal dalam menjaga kelestarian.*/T Mustawa Hasan Woyla (Aceh)