Hidayatullah.com–Kementerian Agama memastikan akan mengeluarkan kebijakan nasional terkait pemanfaatan hewan dam dan kurban para jamaah haji Indonesia. Hal itu ditegaskan Dirjen Penyelenggaran Haji dan Umrah (PHU), Anggito Abimanyu, Kamis (17/10/2013), seusai mengunjungi Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Moessiem yang dikelola oleh Islam Development Bank (IDB).
“Kami sangat terkesan dengan upaya modernisasi penyembelihan hewan kurban untuk dam. Kami siapkan kebijakan nasional pemanfaatan hewan dam,” ucap Anggito.
Anggito tidak sekadar mengunjungi RPH Moessiem. Di RPH yang tahun ini menargetkan memotong 770.000 ekor kambing, Anggito bersama Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zainul Majdi, juga menyempatkan diri berkurban.
“Saya orang pertama Indonesia yang memanfaatkan rumah potong milik IDB ini. Gubernur NTB yang kedua,” ucap Anggito, disiarkan laman Kemenag.
Selain ingin berkurban, diam-diam Gubernur NTB Zainul Majdi ingin menjajaki kerja sama dengan IDB dalam hal penyediaan hewan kurban.
“Saya memang berkeinginan menggandeng IDB dalam penyediaan hewan kurban. Tapi tentu saja sebelumnya harus ada kerja sama antara pemerintah (pusat) dengan IDB,” ucap Zainul yang merangkap sebagai penerjemah bahasa Arab dalam pertemuan singkat dengan Presiden Direktur IDB, Dr Ahmad Mohammed Ali Al-Madani.
RPH Syariah
Dalam keterangan persnya, Presdir IDB, Ahmad Mohammed menyatakan, sampai Kamis pagi, 17 Oktober pukul 06.00 waktu Arab Saudi, pihaknya telah memotong 655.556 ekor kambing. Dia berharap, selisih 114.444 ekor lainnya, akan segera terpenuhi dalam dua hari terakhir.
Dia menjamin, seluruh hewan kurban untuk dam yang terpotong di RPH Moessiem terjamin, baik dalam hal kesehatan maupun kepatuhan syariahnya. “Di sini kami mempekerjakan 800 dokter hewan dan 800 orang yang memastikan kepatuhan syariah dalam pemotongan setiap hewan kurban,” jamin Ahmad Mohammed.
Di luar itu, sambungnya, RPH Moessiem juga mempekerjakan 800 tenaga quality control, plus 15.000 tenaga kebersihan. “Pekerja kami seluruhnya ada 42.000 orang,” sebutnya.
Dengan dukungan tenaga kerja sebanyak itu, Ahmad Mohammed optimis bisa memenuhi seluruh pesanan jamaah haji dari seluruh dunia, termasuk jamaah haji Indonesia yang tahun depan akan bergabung secara resmi.
“Kami yakin kalau jamaah haji mengetahui bagaimana kami mengelola hewan-hewan kurban di sini, pasti mereka akan datang ke sini. Kami berharap dukungan Anda (media, red) untuk menyampaikan kabar kebaikan ini,” harap Ahmad Mohammed.
Secara umum, kualitas hewan kurban dan tingkat kebersihan RPH Moessiem memang jauh lebih terjamin dibanding RPH Kaqiah, langganan mayoritas jamaah haji merah putih. Hal itu berbanding lurus dengan tarif atau harga setiap hewan kurban untuk dam.
Jika di RPH Kaqiah bisa ditawar hingga SR300, maka tarif berkurban di RPH Moessiem jauh lebih mahal, yaitu SR530 per ekor kambing. “Tahun ini kami berikan keringanan SR40. Jadi per ekornya hanya SR490,” ucap Ahmad Mohammed.
Untuk melayani pemesanan kurban untuk dam, IDB membuka diri. Ahmad Mohammed mengatakan, pihaknya selalu mengadakan tender secara terbuka untuk pengadaan stok hewan kurban.
“Pengumuman tender disampaikan setiap Muharram. Di sini bebas. Setiap negara bisa mengirim hewannya selama sehat dan harganya bersaing,” ucapnya sembari menyebut Australia, Afrika, dan Sudan sebagai salah satu negara pengekspor kambing.
Hal sama, sebutnya, juga berlaku untuk pengiriman daging kurban. “Sampai tahun ini, sudah 28 negara yang menikmati hewan kurban dari sini (RPH Moesseim). Kami sebetulnya juga sudah pernah mengirim ke Indonesia, tapi ditolak,” ungkapnya.*