Hidayatullah.com–Kelompok ekstrim Zionis meminta pihak militer Israel untuk melancarkan serangan ke masjid Al-Aqsha pada tanggal 6 Juni mendatang. Menurut laporan Televisi Al-Alam, dalam pernyataannya kelompok ekstrim Zionis menuntut agar semua warga muslim Palestina diusir dari Baitul Maqdis.
Perihal rencana jahat kaum Yahudi-Israel ini memang sempat menjadi berita hangat di Indonesia. Beberapa saat lalu, TV Aljazeera yang bermarkas di Doha, Qatar, menayangkan rapat kelompok garis keras Yahudi yang berencana mengepung dan menyerang Masjid Al-Aqsha pada 10 April 2005. Tepat tanggal itu, jam setengah delapan pagi (waktu setempat), kelompok garis keras ini mulai memadati kompleks Masjid Al-Aqsha dengan ribuan pendukung yang fanatik. Namun di dalam kompleks sendiri, telah bersiaga siaga puluhan ribu warga Muslim Palestina yang siap menghadapi kemungkinan-kemungkinan terburuk bagi masjid yang suci itu. Bahkan mereka siap untuk mati syahid demi membela kiblat pertama umat Islam, Masjid Al-Aqsha.
Sebelumnya, Menteri Wakaf Palestina, Syaikh Yusuf Jum’ah Salamah juga menyebutkan beberapa infomasi terkini yang untuk pertama kalinya dipublikasikan, isinya menegaskan bahwa pemerintahan pendudukan Zionis telah membuat keputusan untuk menghancurkan masjid Al-Aqsha dan bahwa persoalannya hanya masalah waktu saja.
Ia menjelaskan, orang-orang Zionis telah rampung merancang peralatan dan berbagai persiapan khusus yang akan digunakan untuk menghancurkan al-Aqsha dan membangun di posisinya Haikal III seperti yang mereka klaim (Haikal Solomon). Syaikh Yusuf menjelaskan bahwa saat ini adalah waktu yang paling tepat bagi orang-orang Zionis itu untuk melaksanakan tindak kriminal mereka terhadap masjid al-Aqsha.
Terencana
Sebenarnya rencana jahat kelompok ultranasionalis Yahudi bukan hal baru. Aksi-aksi pemanasan ini sudah terencana dan sudah mereka lakukan semenjak tahun 60-an hingga sekarang.
Tahun 1967, pemerintah kolonial Israel, setelah menjajah bagian timur kota Al-Quds dan merampas kunci-kunci pintu barat (Masjid Al-Aqsha) dan sampai sekarang belum dikembalikan. Tahun 1969, seorang teroris Yahudi, Danis Rohan, merangsek masuk ke halaman Masjid Al-Aqsha dan berhasil mencapai mihrab (tempat imam shalat) dan membakar sebagai upaya menghancurkan masjid suci tersebut. Tapi api bisa dipadamkan.
Tahun 1988, Departemen Agama Israel menggali terowongan di dekat pintu Al-Ghawanemah. Dan pada tanggal yang sama Mahkamah Agung Israel memutuskan untuk mengizinkan kepada para kelompok radikal Yahudi memasuki Masjid Al-Aqsha. (cha, berbagai sumber)