Hidayatullah.com–Ulama Islam Afghanistan mengimbau Amerika Serikat supaya minta maaf kepada masyarakat Muslim atas penghinaan terhadap kitab suci Al-Quran yang dikatakan dilakukan oleh tim interogasi Amerika di penjara militer di Teluk Guantanamo. Dalam resolusi yang disahkan pada akhir rapat di Kabul hari Selasa, (14/6) kemarin, Dewan Ulama juga menuntut agar mereka yang bertanggung jawab dihukum.
Bulan lalu, majalah Newsweek menuduh tim interogasi di penjara itu telah melempar Al-Qur’an ke dalam toilet untuk membuat para tahanan buka mulut. Laporan itu menyulut huru-hara mematikan di Afghanistan dan aksi demo di sejumlah negara lain. Newsweek kemudian meralat laporan itu dan meminta maaf.
Awal bulan ini, militer Amerika mengatakan penyelidikannya menunjukkan lima insiden memang pernah terjadi di mana pengawal Amerika menangani Al-Quran dalam cara yang tidak semestinya, tetapi pihaknya tidak menemukan kasus di mana kitab suci itu disiram ke dalam toilet.
Tak lama setelah laporan Newsweek, sebagaimana dimuat Hidayatullah.com, majalah Times juga mengungkap kembali perlakukan opsir di penjara Guantanamo yang telah melakukan penyiksaan fisik dan pelecehan dengan membawa wanita telanjang kepada para tahanan yang kebanyakan aktifis Islam agar buka mulut. (voa/cha)