Jum’at, 21 Oktober 2005
Hidayatullah.com–PBB mengatakan kurangnya bantuan bagi korban gempa bumi Asia Selatan membuat keadaan lebih parah daripada setelah tsunami. Koordinator bantuan darurat PBB Jan Egeland mengatakan PBB belum pernah menghadapi persoalan logistik seberat ini.
Pada hari Kamis NATO mulai menerbangkan bantuan sebanyak 900 ton, tetapi Egeland mengatakan pertolongan udara besar-besaran diperlukan untuk mengungsikan penduduk dari daerah-daerah terpencil.
Pakistan mengatakan 50 ribu warganya tewas akibat gempa bumi 8 Oktober itu. Angka korban diperkirakan masih akan bertambah. Sedangkan para pejabat di Kashmir India mengatakan jumlah korban mencapai 1400 orang.
Angkutan udara
Jan Egeland mengatakan bantuan udara yang diperlukan sama besarnya dengan ketika Berlin diblokade pada tahun 1940an. Ketika itu negara-negara Barat menerbangkan bantuan untuk kota Berlin yang terbelah dua.
Jan Egeland mengatakan bantuan harus didatangkan lewat udara, sedangkan masyarakat yang cedera harus diterbangkan keluar dari daerah-daerah terpencil sebelum musim dingin tiba.
Egeland mengatakan jumlah bantuan yang dikirim sejauh ini tidak cukup.
"Tadinya kami kira tsunami sudah paling buruk. Ternyata keadaan ini lebih parah," kata Egeland di Jenewa.
Dalam beberapa minggu ke depan, puluhan ribu tenda akan dikirim ke Pakistan. PBB sebelumnya memperingatkan bahwa jumlah tenda musim dingin yang ada di seluruh dunia tidak cukup untuk menampung korban gempa bumi. (bbc)