Hidayatullah.com–Asif Ali Zardari, duda mendiang mantan Perdana Menteri Benazir Bhutto, memenangi Pemilihan Presiden Pakistan yang digelar kemarin. Zardari mengantongi 481 dari 702 suara,jauh melebihi batas minimal 352 suara yang bisa membuatnya memenangi pemilu. Zardari berhasil mendapatkan 281 dari 426 anggota parlemen di Islamabad.
Dengan hasil tersebut, Zardari berhak menjadi presiden ke-14 Pakistan. Zardari mengatakan, kemenangannya merupakan penyelesaian proses demokrasi.
“Bagi siapa pun yang mengatakan PPP atau kepresidenan akan menjadi kontroversial di bawah kami, saya akan katakan ‘dengarkan demokrasi’,”ujarnya.
Kemenangan itu juga disambut baik oleh PPP. “Ini adalah kemenangan historis. Kemenangan demokrasi. Pria ini pernah mendekam di penjara selama lebih dari 11 tahun demi memperjuangkan demokrasi dan hari ini dia terpilih sebagai presiden negara dan ini adalah tanda menguatnya demokrasi,” papar Sherry Rehman, Menteri Informasi Pakistan.
”Ini bukan hanya kemenangan bagi Zardari dan PPP, tapi juga kemenangan bagi impian Benazir Bhutto tentang sistem politik yang demokratis,” ungkap juru bicara PPP Farzana Raja.
Sebagaimana diketahui, Bhutto tewas dalam serangan bunuh diri pada 27 Desember 2007, beberapa pekan setelah kembali ke Pakistan dari pengasingan. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Condoleezza Rice juga menyambut kemenangan Zardari itu dan memuji apa yang dia sebut sebagai semangat dalam memerangi terorisme.
”Sekarang, dengan presiden baru, saya rasa kita mendapatkan kemajuan,”papar Rice. Sebagai mantan pengusaha, Zardari dikenal memiliki hubungan dekat dengan AS. Dia pun menegaskan komitmen Pakistan untuk mendukung kampanye melawan kaum militan. Dia juga harus menghadapi masalah dalam persekutuan Pakistan dengan AS, termasuk kekerasan militan, dan masalah ekonomi dalam negeri.
Juru Bicara Gedung Putih Gordon Johndroe mengatakan Presiden AS George W Bush berusaha bekerja sama dengan Zardari pada isu-isu penting kedua negara, termasuk kontra-terorisme dan meyakinkan bahwa Pakistan memiliki perekonomian stabil dan aman. Selama pemilihan presiden kemarin, pengawasan keamanan terus diperketat sejak pukul 10.00 waktu setempat.
Sebelum ini, mantan presiden Pakistan Pervez Musharraf juga dikenal sebagai teman dekat dan sekutu Amerika. Mungkinkah dukungan Gedung Putih ini menandakan kedekatan hubungan presiden baru dengan Amerika? [cha, berbagai sumber/hidayatullah.com] Foto: Zardari didampingi anaknya, Bilawal