Hidayatullah.com–Afghanistan menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan gerilyawan Taliban di satu provinsi terpencil, kata seorang Juru Bicara Kepresidenan, Senin (27/07). Kegiatan itu dilakukan saat aksi kekerasan meningkat menjelang pemilu bulan depan.
Gencatan senjata disepakati Sabtu di provinsi Badghis, di bagian baratlaut Afghanistan, dekat perbatasan dengan Turkmenistan, kata Juru Bicara Seyama Herawi. Pemerintah ingin mengadakan perjanjian-perjanjian serupa itu dengan Taliban di bagian-bagian lain negara itu dalam usaha meningkatkan keamanan bagi Pemilihan Presiden 20 Agustus.
“Selama gencatan senjata ditaati, pemerintah tidak berniat menyerang Taliban (di Badghis). Dan Taliban juga dapat ikut serta dalam pemilihan itu,” kata Herawi kepada Reuters.
Aksi kekerasan di seluruh Afghanistan meningkat sejak ribuan marinir Amerika Serikat mulai melancarkan serangan besar-besaran di Provinsi Helmand, Afghanistan Selatan, bulan ini. Serangan-serangan tidak sering terjadi di Badghis, dibanding dengan pangkalan-pangkalan Taliban di selatan dan timur.
Perjanjian gencatan senjata itu terwujud setelah adanya penengahan antara para pemimpin Taliban di Badghis dan para pemimpin suku dan tokoh-tokoh lain yang berpengaruh di provinsi itu, kata Herawi.
Berdasarkan perjanjian itu, Taliban setuju tidak melancarkan serangan terhadap kandidat-kandidat di provinsi itu dan mengizinkan mereka membuka kantor-kantor kampanye. Presiden Hamid Karzai adalah salah seorang kandidat yang diperkirakan kuat akan menang dalam pemilihan itu, suatu pemilihan langsung kedua di Afghanistan.
Serangan di Helmand adalah operasi pertama di bawah strategi regional baru Presiden AS Barack Obama untuk mengalahkan Taliban dan sekutu kelompok garis keras itu, serta menstabilkan Afghanistan. [ant/hidayatullah.com]