Hidayatullah.com–Berkaitan dengan masalah ini Zelaya membongkar sejumlah komplotan antek-antek Zionis Israel yang mengancam akan menyiksa dan membunuhnya.
Zelaya saat diwawancarai surat kabar The Miami Herald mengatakan, “Pemerintah kudeta Honduras menyewa antek-antek Zionis Israel untuk menyiksanya di tempat persembunyiannya di Kedutaan Besar Brazil di Honduras.”
Zelaya juga menyatakan kekhawatirannya atas aksi para antek Zionis Israel di ibu kota Honduras bila berhasil memasuki Kedutaan Besar Brazil dan membunuhnya.
Patricia Rodas, Menteri Luar Negeri Honduras di Kabinet Zelaya, juga membongkar gas-gas beracun yang dipakai oleh para pelaku kudeta Honduras. Gas itu merupakan produk Zionis Israel yang diberikan kepada para pelaku kudeta.
Rodas juga menyingkapkan bahwa beberapa hari lalu para pejabat Zionis Israel memasuki Honduras dengan pesawat pribadi.
Tujuan kedatangan mereka untuk menyerahkan persenjataan yang tidak begitu dikenal, kepada para pelaku kudeta. Alat untuk mengacaukan sinyal telepon genggam dan telepon Kedutaan Besar Brazil di Honduras, termasuk perlengkapan yang diberikan Zionis Israel kepada para pelaku kudeta Honduras.
Sebelum ini sejumlah laporan telah dipublikasikan mengenai peran Amerika dalam kudeta Honduras.
Awal-awal bulan ini, Jenderal Douglas Fraser, Komandan Selatan Militer Amerika mengungkapkan, “Para pelaku kudeta terhadap pemerintah Zelaya memanfaatkan pangkalan militer Amerika.” Fraser menegaskan, “Pesawat pembawa Manuel Zelaya, Presiden Honduras yang dikudeta tiba di pangkalan militer Palmerola, Amerika dan setelah itu dipindahkan ke Kosta Rika.”
Patricia Walsh, Deputi Menteri Luar Negeri Kabinet Zelaya mengatakan, “Pesawat tempur Honduras yang dipakai untuk mengasingkan Zelaya ke Kosta Rika, sebelum berangkat ke negara itu mengisi bahan bakar di pangkalan Palmerola. Pangkalan Angkatan Udara Amerika ini sedikitnya berisikan 500 tentara Amerika.”
Sejumlah berita juga menyebutkan, sebagian pejabat di Kementerian Pertahanan Amerika berfungsi sebagai penasihat para pelaku kudeta Honduras. Bahkan, Hugo Liorens, Duta Besar Amerika di Honduras disebut-sebut telah mengetahui kudeta 28 Juni di Honduras bakal terjadi. [irb/hidayatullah.com]