Hidayatullah.com–Pengacara hak asasi manusia sekaligus pelapor khusus PBB bidang penyiksaan dan perlakuan tak manusiawi, Manfred Nowak melaporkan adanya perlakuan tak wajar dan horor di penjara-penjara dunia. Indonesia termasuk di dalamnya.
Laporan Nowak menyebutkan, di Uruguay narapidana tak ditempatkan di penjara sewajarnya melainkan di kotak kaleng kecil yang super panas.
Sementara tahanan anak-anak dan perempuan di Lagos, Nigeria, kata Nowak, kerap mengalami penyiksaan di penjara berupa tembakan di kaki atau membiarkan tahanan yang luka menderita tanpa pengobatan sama sekali. Saat ini ada 10 juta penduduk bumi tinggal di balik sel.
“Dugaan saya, mayoritas dari mereka berada dalam kondisi yang tak manusiawi,” kata Nowak, seperti dimuat laman Canada.com, Rabu (21/10).
Masalah yang paling sering dihadapi, kata dia, adalah overkapasitas seperti di Georgia, Nepal, Srilanka, dan Togo.
Sedangkan di Indonesia dan Paraguay, tambah dia, tak hanya kurang mendapatkan makanan dan obat-obatan, tahanan bahkan dipaksa untuk membayar ‘uang harian’ untuk akomodasi yang mereka terima di dalam penjara.
Ditambahkan dia, sekitar 1 juta dari jumlah seluruh tahanan, adalah anak-anak, beberapa dari mereka masih berusia 9 -10 tahun. Tak ada perlakuan khusus kepada tahanan anak-anak. Selama ditahan, beberapa dari mereka dicampur dengan tahanan dewasa, menjadikan mereka sasaran empuk penyiksaan dan pelecehan.
Laporan Nowak juga menyebutkan, di Indonesia, Togo, dan Uruguay, penyiksaan jasmani sering digunakan di dalam penjara untuk mendisiplinkan para tahanan anak-anak. Bahkan di Uruguay, Nowak menemukan seorang anak ditahan selama 22 jam di dalam ruangan tanpa toilet. Tahanan anak-anak di negara-negara itu kebanyakan karena pelanggaran disiplin.
Sejumlah negara merespon positif laporan yang diajukan Nowak. Uruguay, misalnya, langsung berencana menutup penjara kalengnya yang tak manusiawi. Sementara, Yordania dan Nigeria berjanji akan menutup penjara yang dilaporkan melakukan penyiksaan di sana.
Sementara, untuk penjara di negara-negara Arab, meski Nowak yakin kerap terjadi penyiksaan di dalamnya, dia tak punya bukti. Sebab, kecuali Yordania, negara-negara Arab yang lain menolak kunjungannya ke penjara-penjara mereka. [ap/sk/hidayatullah.com]