Hidayatullah.com–Sebuah bar didirikan di halaman Masjid Hala yang bersejarah di Siprus Selatan. Hal itu menyulut kemarahan dari Muslim setempat. Mereka memperingatkan bahwa tindakan provokatif tersebut bisa menyulut ketegangan antara etnis Turki yang Muslim dengan Yunani yang non-Muslim di pulau sengketa itu.
“Nilai-nilai keagamaan seharusnya dihormati untuk menjaga hubungan positif di antara kedua pihak,” kata Yususf Suiçmez, Direktur Direktorat Urusan Agama di Siprus Utara (KKTC) yang dikuasai Turki.
Masjid tersebut direnovasi dengan bantuan PBB, yang menandakan bahwa bangunan itu sangat penting artinya bagi umat Islam. Demikian menurut Suiçmez.
Pemerintah Yunani yang menguasai wilayah itu mengumumkan bahwasanya bar itu sengaja dibangun untuk melayani wisatawan yang datang ke sana.
Keputusan tersebut tentu menimbulkan gelombang protes.
“Apa yang mereka coba bangun di taman masjid tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam,” kata imam masjid, ?akir Alemdar, sebagaimana dikutip harian Zaman Senin (26/10).
“Orang-orang Yunani tahu bahwa di wilayah mereka ada jejak peninggalan Kesultanan Ottoman,” Kata Mehmet Dere, seorang kepala serikat pekerja
“Mereka harus menghentikan pembangunannya,” ujar pria itu.
Alemdar kecewa karena tidak satu pun protes yang mereka sampaikan ke pemerintah ditanggapi oleh pejabat Yunani.
“Jika pembangunan tersebut terus berlangsung dan para pejabat tidak turun tangan untuk menghentikannya, maka kami akan mengangkat kejadian ini ke masyarakat dunia.”
Alemdar juga menambahkan bahwa masalah itu tidak terkait dengan KKTC, tapi terkait dengan dunia Muslim. “Setiap Muslim harus memberikan perhatian,” katanya.
Masjid Hala merupakan peninggalan bersejarah, yang dibangun ketika pasukan Muslim berusaha menaklukkan Siprus di bawah khalifah Muawiyah pada tahun 647-649 M.
Menurut cerita, Ummu Haram, bibi Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasalam, yang ketika itu sudah lanjut usia terjatuh dari keledainya dan meninggal saat pengepungan Larnaca di Siprus Selatan. Ia dimakamkan di dekat danau garam. Lokasi sekitar makam dan masjid kemudian menjadi satu komplek yang diberi nama berdasarkan namanya.
Pulau Siprus sendiri merupakan pulau ketiga terbesar di laut Mediterania. Sekarang ini pulau itu masih diperebutkan, sebelah utara dikuasai Turki dan selatan dikuasai Yunani.[di/tz/hidayatullah.com]